Ahad 21 Feb 2016 00:34 WIB

Para Veteran Tuding Donald Trump Bodoh dan Tak Tahu Soal Perang Irak

Rep: shelbi asrianti/ Red: Taufik Rachman
Donald Trump
Foto: Reuters
Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID,  

NEW YORK -- Kandidat Presiden AS dari Partai Republik Donald Trump telah menuai kontroversi selama beberapa minggu terakhir. Beberapa di antaranya yakni pernyataan tentang kesalahan mantan Presiden George W Bush dalam serangan 9/11, serta menyebut perang Irak sebagai kesalahan besar.

Komentar Trump memicu reaksi sengit di antara para veteran Amerika, yang jumlahnya mencapai 11% dari populasi orang dewasa di negara tersebut. Berikut komentar dari para veteran yang dikutip oleh Independent Journal:

- Josh Carpenter, mantan Korps Marinir AS yang pernah bertugas di Irak "Secara pribadi, saya kehilangan simpati atas Trump ketika ia berkomentar tentang Senator McCain. Ini menunjukkan bahwa dia tidak memahami kami para veteran dan dia tidak tahu apa-apa soal perang. Presiden Obama sekalipun memang tidak pernah menunjukkan bahwa dia tahu bagaimana menjalankan militer dan perang, tetapi ia cenderung pasif dan tidak mengambil risiko. Sementara apa yang dikatakan Trump menunjukkan bahwa ia sama sekali tak tahu apa-apa dan jika terpilih, saya pikir dia akan bertindak agresif dan bodoh."

Virginia Kruta, mantan petugas medis di Angkatan Darat AS "Saya setuju pada apa yang dikatakan Hegseth di televisi bahwa setiap veteran Irak pasti tersinggung oleh komentar Trump. Menurut saya, Trump melakukan apa yang dia pikir akan membuatnya lekas populer, dan itu bekerja. Amerika memang ingin mendengar seseorang berjanji untuk mengakhiri perang, terutama jika seseorang itu bisa melibatkan aturan baru yang memungkinkan kita untuk menang. Tetapi, menurut saya Trump bukan orang yang tepat untuk melakukannya. Dia mungkin memiliki reputasi untuk 'menyelesaikan sesuatu', tetapi kita perlu seorang pemimpin yang memberi solusi sekaligus menghormati konstitusi."

Chad Longell, eks tentara Amerika yang bertugas di Irak dan Afghanistan "Sebagai seorang veteran perang Irak yang bertugas untuk membantu memberikan kebebasan kepada para korban diktator genosida, mendengar komentar tersebut dari Donald Trump, meyakinkan saya bahwa ia bukan orang yang tepat sebagai Panglima. Menyebut pengorbanan begitu banyak pasukan berani Amerika sebagai sebuah kesalahan bukan poin yang saya harapkan untuk didengar dari pemimpin. Trump mengatakan ia ingin kembali membuat Amerika menjadi negara besar, tapi Amerika tidak akan bisa menjadi besar lagi jika kehilangan citra sebagai benteng tak tergoyahkan bagi kebebasan dan kemerdekaan. Jika dia ingin menjadi Panglima, ia harus melakukan lebih banyak untuk membuktikan bahwa ia benar-benar percaya bahwa Amerika adalah harapan terbaik terakhir bagi manusia di bumi."

Garrett Richards, veteran Angkatan Darat AS yang pernah bertugas di Afghanistan "Menurut saya, klaim Trump bahwa perang di Irak adalah kegagalan total merupakan suatu penghinaan terhadap semua veteran yang bertugas di sana. Mereka menyerahkan dan mengorbankan hidup untuk berangkat ke sana, sementara Trump berkata itu semua tidak untuk apa-apa. Itu sangat tidak bisa diterima. Tentu ada kegagalan dalam perang, tapi aku berpikir tidak tepat baginya menyebutnya demikian."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement