Ahad 21 Feb 2016 03:15 WIB

Oposisi Suriah Sepakat Lakukan Gencatan Senjata

Rep: lintar satria zulfikar/ Red: Taufik Rachman
Tentara Rusia
Foto: EPA/Anatoly Maltsev
Tentara Rusia

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Oposisi Suriah sepakat untuk gencatan senjata sementara. Genjatan senjata ini sudah dijamin oleh Pemerintah Suriah dan sekutunya termasuk Rusia yang akan menghentikan sementara serangan, mencabut pengepungan dan membuka pintu agar bantuan dapat masuk.

Serangan udara Rusia yang di mulai September lalu menjadi bantuan yang sangat berharga bagi pasukan pendukungan Presiden Suriah "Bashar Assad. Yang sebelumnya frustasi melawan pemberontak yang dibantu oleh Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya untuk menggulingkan pemerintah.

Upaya gencatan senjata yang dilakukan beberapa bulan terakhir telag gagal. Perundingan terakhir dilakukan di PBB di Jenewa yang dipimpin oleh Rusia dan Amerika.

Berbagai faksi oposisi Suriah menyatakan kesepakatan untuk genjatan sementara yang akan dicapai melalui mediasi Internasional.

"Rusia tetap konsisten dengan memberikan bantuan dan membantu tentara Suriah untuk melawan teroris dan organisasi teroris,"kata Dmity Peskov, Juru Bicara Presiden Rusia seperti yang dilansir dari Reuters, Ahad (21/2).

Komite Tinggi Negosiasi yang bergabung dengan berbagai kelompok bersenjata dan opisisi politik dipengasingan Suriah, Mengatakan PBB harus menjamin Rusia, Iran dan milisi sektarian untuk menghentikan serangan. Komite ini juga meminta kepada semua pihak agar menahan diri dan membebaskan para tahanan.  

Sebelumnya sumber yang dekat dengan perundingan damai mengatakan pihak oposisi sudah sepakat untuk menghentikan serangan selama dua sampai tiga pekan.

Front al-Nusra hingga saat ini dianggap sebagai organisasi teroris yang dilarang oleh Dewan Keamanan PBB. Ditanya apakah desakan oposisi agar Nusra tidak lagi menjadi sasaran merupakan batu sandungan utama dalam diskusi itu, sang sumber menggambarkannya sebagai "hambatan besar di dalam ruangan".

"Mereka harus berurusan sangat hati-hati dengan hal ini, atau mereka akan berakhir dengan perang saudara di Idlib," kata sumber tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement