Senin 22 Feb 2016 09:29 WIB

Jadi Polisi Dunia, AS Juga Dominasi Perdagangan Senjata di Timur Tengah

Rep: Amri Amrullah/ Red: Esthi Maharani
Perdagangan senjata, ilustrasi
Perdagangan senjata, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Peran Amerika Serikat (AS) sebagai negara adidaya dan polisi dunia menjadi kontradiksi dengan fakta bahwa AS juga berperan besar sebagai pedagang senjata nomor wahid di Timur Tengah, termasuk Asia dan Afrika.

Sebuah studi terbaru yang diterbitkan Senin (22/2) oleh Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) mengungkapkan volume perdanganan senjata utama dunia, termasuk penjualan dan pemberian pada 2011 hingga 2015 meningkat 14 persen. Dari jumlah total peningkatan tersebut AS, menyumbang eksportir terbesar.

"AS mendominasi perdagangan senjata disusul Rusia dengan negara importir terbesar India, Arab Saudi, Cina dan Uni Emirat Arab," ungkap laporan tersebut dilansir AFP, Senin (22/2).

Laporan itu juga mengungkapkan perdagangan senjata itu digunakan dalam konflik di beberapa wilayah di Timur Tengah seperti di Yaman, dimana koalisi dipimpin negara Arab dan Saudi melawan kelompok pemberontak Houthi.

"Sebuah koalisi negara Arab yang didukung AS dan Eropa memberikan dukungan senjata canggih di Yaman," kata Peneiti Senior di SIPRI, Pieter Wezemen.

Wezemen juga mengungkapkan perdagangan senjata AS ini juga mendominasi 96 negara lain. "Karena konflik regional dan ketegangan di belahan dunia terus terjadi, AS memiliki kepentingan sebagai pemasok senjata utama dengan keuntungan yang signifikan," kata Direktur SIPRI Program Belanja Militer dan Senjata, Aude Fleurant.

Hingga kini, industri senjata AS memiliki pesanan ekspor yang luas biasa besar, diantaranya kini diungkapkan Fleurant ada pesanan lebih dari 600 pesawat tempur F-35. Pesanan terbesar tersebut 41 persennya ditujukan ke Arab Saudi dan Timur Tengah. Meskipun harga minyak terus anjlok, namun pesanan dan pengiriman senjata di kawasan Timur Tengah tetap tinggi dalam lima tahun terakhir.

Rusia yang menempati posisi kedua dalam perdagangan senjata di wilayah Timur Tengah, SIPRI mengungkapkan memegang 25 persen peningkatan penjualan senjata dunia. Meskipun sanksi barat terhadap Moskow pada 2014 dan 2015 akbat konflik Ukraina, namun hal itu tidak mengurangi peran Rusia dalam perdagangan senjata dunia.

Sementara dalam laporan tersebut, perdagangan senjata oleh Eropa mendominasi kawasan Afrika dan sebagian Asia, Timur Tengah serta Oseania. Peran Eropa dalam perdagangan senjata ini menurun pada 2011 hingga 2015. Sedangkan Cina menyalip posisi Prancis dan Jerman sebagai salah satu eksportir senjata global ke beberapa negara Asia Tengah seperti Pakistan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement