REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Australia dan negara lain seharusnya mengikuti Amerika Serikat dan melakukan gerakan perairan kebebasan berlayar dalam 12 mil laut dari sejumlah pulau sengketa di Laut Cina Selatan, kata pejabat tinggi angkatan laut Amerika Serikat pada Senin (22/2).
Wakil Laksamana Joseph Aucoin, komandan Armada Kapal Ketujuh Angkatan Laut Amerika Serikat berada di Australia untuk menghadiri pertemuan tingkat tinggi dengan pemimpin pertahanan dan membicarakan tentang peningkatan kekhawatiran atas perluasan militer Beijing di wilayah sengketa itu.
(Baca: Ekspor Senjata Cina Melonjak Dua Kali Lipat)
Cina dibuat marah oleh patroli udara dan lautan Amerika Serikat di dekat sejumlah pulau, yang diklaim Cina, termasuk yang dilakukan dua pesawat pengebom strategis B-52 Stratofortress pada November serta sebuah kapal perusak bulan lalu.
Aucoin mengatakan kepada para wartawan akan sangat berharga jika Australia dan negara lainnya mengirimkan sejumlah kapal perang untuk melakukan operasi serupa di jarak 12 mil laut dari wilayah yang disengketakan.
"Yang ingin kami pastikan adalah seluruh negara, tidak masalah seberapa besar ukuran dan kekuatan mereka, dapat meraih kepentingan mereka berdasarkan hukum laut dan tidak terancam oleh beberapa langkah itu. Hal itu kembali ke negara masing-masing, namun saya rasa ini berupakan keinginan terbaik kami untuk memastikan wilayah perairan itu tetap terbuka," kata Aucoin seperti dikutip ABC.
Ketegangan Cina dengan sejumlah negara tetangganya meningkat sejak Taiwan dan pejabat Amerika Serikat mengatakan pada pekan lalu Cina telah menempatkan misil darat ke udara di pulau Woody, yang menjadi bagian dari kepulauan Paracel yang dikuasainya.
Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull pada pekan lalu mendesak negara yang mengklaim wilayah tersebut menahan diri dari pembangunan pulau dan melakukan militerisasi di Laut Cina Selatan.