Senin 22 Feb 2016 21:19 WIB

Ujung Tombak Perlawanan Teror adalah Negara Muslim

Rep: MGROL57/ Red: Muhammad Subarkah
Aliansi Arab Saudi berupaya menggempur milisi Houthi di Pelabuhan Adrn, Yaman Selatan.
Foto: indianexpress
Aliansi Arab Saudi berupaya menggempur milisi Houthi di Pelabuhan Adrn, Yaman Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, Pangeran Uni Emirat Arab, Turki Al-Faisal menegaskan negara Muslim menjadi pimpin perlawanan terhadao terorisme. Al-Faisal mengimbau negara-negara mayoritas Muslim tersebut di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Ahad (21/2) lalu.

Pesan Al-Faisal disampaikan terkait dengan gelaran militer Kerajaan Arab yang akan mengadakan pelatihan militer selama 18 hari dengan para anggota aliansi. Negara-negara yang tergabung dalam aliansi tersebut antara lain Pakistan, Sudan, Yordania, dan negara-negara Semenanjung Arab lainnya. Latihan tersebut dijadwalkan mulai pada Maret mendatang, dibuka dengan rapat menteri-menteri pertahanan negara mayoritas Muslim.

“Saya menganggap ini sebagai langkah awal yang patut diperhitungkan, dan seharusnya diambil sejak awal,” ujar Al-Faisal, dilansir Arab News.

Al-Faisal menjelaskan pula di dunia saat ini mayoritas korban terorisme sesungguhnya adalah Muslim. Dia beranggapan ini adalah tanggung jawab negara-negara mayoritas Muslim untuk melawan. Negara-negara tersebut harus mengambil peran penting untuk memerangi teror yang berefek pada seluruh bangsa.

Negara-negara mayoritas Muslim yang absen dalam koalisi tersebut adalah Iran dan Suriahr. Kedua negara itu saat ini tengah fokus merebut kembali tanah mereka yang dikuasai ISIS.

Membahas hubungan Iran dan Uni Emirat Arab saat ini, Al-Faisal berharap dapat memperbaiki situasi. Saat ini hubungan kedua negara kurang baik setelah pasukan Iran menyerang tentara Saudi di Tehran dan Mashdad Desember lalu. Serangan tersebut dianggap sebagai intervensi yang merenggangkan ikatan kenegaraan keduanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement