REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- AS dan Korea Selatan (Korsel) menunda pembicaraan penempatan tata pertahanan peluru kendali canggih yang ditentang Cina, kata kementerian pertahanan Korea, Selasa (23/2).
Sekutu itu menandatangani perjanjian pada Selasa membentuk sebuah kelompok kerja bersama untuk menerapkan Tata Pertahanan Pamungkas Wilayah Tinggi (THAAD) melawan ancaman peluru kendali Korea Utara yang berkembang.
"Kesepakatan terkait adalah dalam tahap akhir tapi ditunda satu atau dua hari karena perundingan pada menit terakhir," kata juru bicara Moon Sang-gyun.
THAAD menembakkan antipeluru kendali balistik ke langit untuk menghancurkan peluru kendali musuh baik di dalam maupun di luar atmosfer bumi selama tahap penerbangan terakhir mereka. Peluru kendali pencegat itu tidak membawa hulu ledak, bukan mengandalkan energi kinetik untuk menghancurkan sasarannya.
Lebih dari dua pekan lalu, sekutu mengumumkan niat mereka untuk memulai pembicaraan terkait penempatan sistem itu menyusul peluncuran peluru kendali balistik jarak jauh Korut pada 7 Februari.
Penundaan muncul karena Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi dijadwalkan untuk mengunjungi Washington dari Selasa untuk menemui Menteri Luar Negeri AS John Kerry untuk pembicaraan yang mungkin atas sistem pertahanan kontroversial dan Korea Utara.
Cina menentang usulan penempatan THAAD itu, dengan juru bicara kementerian luar negeri Hua Chunying memperingatkan pada Senin itu tidak boleh digunakan sebagai perlawanan untuk melemahkan kepentingan (keamanan) sah Cina.
Baca juga: Kelompok Kristen Kecam SMA Izinkan Siswa Pakai Baju Perempuan