REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memprotes keras iklan di sebuah stasiun kereta bawah tanah di London, Inggris. Pemimpin Yahudi itu memaksa pemerintah Inggris untuk segera mencopot iklan berupa poster tersebut.
Seperti diwartakan The Independent, Selasa (23/2), iklan itu mengingatkan publik akan kekejaman Israel. Dalam advertasi tersebut, dimuat gambar tembok raksasa yang mengurung Gaza, serta tanda pagar bertuliskan #IsraeliApartheidWeek.
Apartheid merupakan istilah untuk politik diskriminatif yang memisahkan antara kaum yang mengaku superior dan kaum marginal. Istilah ini mulai dikenal luas terutama berkat sosok pejuang kesetaraan ras dari Afrika Selatan, Nelson Mandela.
“Politik apartheid itu besar, Inggris”. Demikian kata-kata yang mendominasi isi iklan tersebut. Dalam bahasa Inggris, tulisan itu (“Apartheid is GREAT Britain”) seakan menyindir pemerintahan Inggris Raya yang diketahui mendukung pasokan senjata untuk Israel.
“Senjata buatan Inggris Raya digunakan oleh Israel untuk membasmi rakyat Palestina di Gaza pada 2004. Lebih dari 100 perusahaan Inggris Raya juga ikut menyediakan perlengkapan militer bagi Israel.”
“Mereka semua secara mendapatkan profit langsung berkat politik apartheid Israel dan berkontribusi mengurung dengan gaya militeristik rakyat Palestina.” Demikian kutipan lengkap kata-kata iklan yang dipajang dalam gerbong kereta bawah tanah di London, Inggris, itu.
Beberapa korporasi asal Inggris yang disebut-sebut terlibat mendukung okupasi Israel, yakni G4S dan BBC.
Namun, pihak Transportasi London (TfL) menganggap iklan tersebut sebagai aksi vandalisme. Padahal, dalam foto-foto yang ditampilkan laporan The Independent, iklan tersebut dipasang secara rapi, sebagaimana iklan pada umumnya. Bagaimanapun, pihak TfL berjanji akan mencopotnya segera setelah Netanyahu melayangkan surat protes.
Tanggapan yang berbeda datang dari publik Inggris pengguna kereta bawah tanah. Mereka menyambut baik apa yang disebut sebagai “gelombang kebenaran yang menghentak seisi gerbong kereta.”
Kelompok aktivis pro-Palestina di London mengakui sebagai pemasang iklan tersebut.
“Israel dan semua pendukungnya biasa menggunakan media-media arus besar (mainstream) untuk berulang kali membela diri. Maka kami memasang sekitar 150 poster di gerbong-gerbong kereta. Harapannya, iklan-iklan itu akan membuka mata publik mengenai dukungan Inggris untuk Israel: mulai dari pemerintah, militer, industri, dan korporasi semisal G4S,” ujar juru bicara London Palestine Action kepada The Independent, Selasa (23/2).
“Pemerintah (Inggris) bisa saja mewajarkan gerakan demokrasi lokal untuk melindungi kepentingan Israel. Penting untuk menunjukkan, bahwa kami akan terus melanjutkan aksi ini sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina,” kata sumber yang tak disebutkan namanya itu.