Kamis 25 Feb 2016 09:01 WIB

Gay Kulit Hitam Lebih Rentan Tertular HIV

Rep: Lintar Satria/ Red: Ilham
Ilustrasi kelompok LGBT
Foto: EPA/Ritchie B. Tongo
Ilustrasi kelompok LGBT

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sebuah studi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau Center for Disease Control and Prevention (CDC) memprediksi hampir setengah dari pria kulit hitam gay dan biseksual di Amerika Serikat terdiagnosa HIV dalam hidup mereka. Secara keseluruhan, pria gay dan biseksual memang menghadapi risiko tertinggi terdiagnosia HIV.

Seorang pria yang berhubungan seks dengan laki-laki 79 kali lebih mudah terserang virus yang tidak dapat disembuhkan tersebut daripada pria heteroseksual.

Namun, ras dan etnis juga memainkan peran penting. Setengah dari pria gay, Afrika-Amerika biseksual, dan seperempat dari pria gay dan Hispanik biseksual akan terdiagnosa HIV dalam hidup mereka. Sedangkan peluang untuk gay  dan biseksual kulit putih memiliki kemungkinan yang jauh lebih rendah, yakni 1 berbanding 11 orang.

Namun saat ini potensi risiko  warga negara AS tertular HIV hanya 1 dari 99 orang. Sementara 10 tahun yang lalu, 20 persen lebih tinggi yakni 1 dari 78 orang.

Ada hampir 40 ribu kasus baru HIV yang terdaftar di Amerika Serikat setiap tahun. 10.000 dari mereka adalah laki-laki gay dan biseksual.

Studi ini mengatakan, beberapa faktor sosial ekonomi berkontribusi atas hal ini. Seperti tidak memiliki akses untuk perawatan kesehatan yang  berkualitas baik, tingkat pengangguran yang lebih tinggi, dan kesadaran HIV yang lebih rendah.

Penelitian ini menggunakan data stasistik dari tahun 2009 dan 2010 yang mencakup 50 negara bagian ditambah District of Columbia. Peneliti kemudian membandingkannya dengan data dari studi sebelumnya yang hanya mencakup 33 negara bagian.

"Perkiraan ini adalah pengingat serius bahwa pria gay dan biseksual menghadapi resiko sangat tinggi untuk HIV dan ini membutuhkan tindakan segera. Jika kita bekerja untuk memastikan bahwa setiap warga Amerika memiliki akses ke alat-alat pencegahan, kita dapat menghindari hasil proyeksi dalam studi ini," kata Dr. Eugene McCray, Direktur Divisi Pencegahan HIV / AIDS CDC seperti yang dilansir dari RT.com, Kamis (25/2).

Pernyataannya ini diamini oleh rekan-rekannya di CDC, Dr. Jonathan Mermin menggambarkan situasinya mengkhawatirkan. Meskipun ia mengatakan perkiraannya memang belum pasti, tapi hasil studi ini sudah menjadi alasan untuk melakukan sesuatu.

Selama beberapa dekade terakhir, HIV telah berubah dari bahaya kesehatan yang mematikan menjadi ancaman kronis. Kelompok-kelompok yang memiliki risiko tertinggi selalu laki-laki gay dan biseksual, serta pecandu narkoba.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement