REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Lebih dari 1,3 juta wisatawan berkunjung setiap tahunnya ke Stonehenge, sebuah monumen batu megalitik megah yang terdapat di Inggris Selatan dan merupakan bagian dari Taman Nasional Pembrokeshire.
Sayangnya, mereka tak hanya mengambil kenang-kenangan berupa foto, tapi juga mengutil kepingan batu biru (bluestone) yang merupakan bagian dari Warisan Dunia Bukit Preseli tersebut.
Pengelola pariwisata setempat yang berkantor di West Wales, sekitar 225 kilometer dari situs ini mengeluhkan pencurian kepingan bebatuan Stonehenge yang semakin agresif beberapa waktu terakhir. Situs prasejarah ini bahkan kini tak berbentuk lingkaran utuh lagi. Beberapa bebatuan runtuh dan pengunjung mengutil serta membawa pulang kepingan-kepingan batu berharganya.
Hal paling mengejutkan adalah pengelola menemukan kepingan batu biru itu dijual bebas di situs e-Bay dengan harga delapan poundsterling atau sekitar Rp 150 ribu per keping kecilnya. Manager Taman Nasional Pembrokeshire, Phil Bennett mengatakan batu-batu biru di sana mulai masif dicuri sejak wilayah itu ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia.
"Banyak pembeli menaruh minat memiliki benda-benda prasejarah membuat harga batu-batu ini mahal," katanya, dilansir dari Daily Mail, Kamis (25/2).
Batu-batu raksasa nan berdiri kokoh ini dulunya diduga menjadi tempat pemujaan. Itu ditandai dengan adanya gundukan tanah yang diduga sebuah altar. Batu biru dipercaya mempunyai khasiat penyembuhan magis karena dikaitkan dengan tukang sihir legendaris bernama Merlin yang memuja Dewa Matahari.
Berita tentang asal usul batu biru sebenarnya masih simpang siur sampai sekarang. Ada peneliti menyebutkan sebanyak 80 batu biru dengan berat masing-masingnya 1-4 ton diangkut lewat darat dan laut dari Wales Selatan ke Wiltshire sekitar 4.500-5.000 tahun lalu. Kini yang tersisa di lokasi kira-kira hanya sepertiganya. Ini berarti lainnya dicuri atau hancur karena telah berusia ribuan tahun.