REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia akan menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Konferensi Islam (OKI) luar biasa akan digelar di Jakarta pada 6-7 Maret 2016. Masalah Palestina, khususnya perkembangan terbaru di Al Quds Al Sharif akan menjadi perhatian utama dalam KTT kali ini.
Direktur jenderal Multilateral Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Indonesia Hasan Kleib mengatakan, KTT luar biasa kali ini membahas isu yang sangat penting bagi OKI. Seperti diketahui, kata dia, OKI dibentuk pada 1969 pascapembakaran masjid Al-Aqsa, Yerusalem.
“Dan sekarang tahun 2016 kembali ke isu yang sama yaitu Al Aqsa. Palestina menjadi inti isu yang betul-betul menyentuh perhatian dan kepentingan OKI,” katanya saat konferensi pers KTT Luar biasa OKI, di gedung Kemenlu, di Jakarta, Kamis (25/2).
Dia menyebut ada empat jenis masalah terkait Palestina. Pertama, masalah perbatasan. Palestina mengatakan, perbatasan pemerintahan mereka di Tepi Barat dan Jalur Gaza dengan ibu kota Yerusalem Timur. Persoalan kedua, masalah hak kembalinya pengungsi Palestina ke wilayah Palestna. Ketiga,masalah berkaitan status Yerusalem.
“Keempat, pembangunan permukiman ilegal yang terus dilakukan Israel di Tepi Barat maupun Yerusalem Timur,” ujarnya.
Kemudian masalah terkait lainnya yaitu akses air setelah Palestina berdaulat dan merdeka. Namun, Hasan mengklaim, OKI membantu rakyat palestina di Yerusalem. “Kalau untuk Palestina yang pasti OKI satu suara,” ujarnya.
Di satu sisi, ia mengakui ada satu hal yang masih mengganjal yaitu rekonsiliasi diantara Palestina yaitu antara al Fatah dan gerakan Hamas. “Kami sepenuhnya mendukung Palestina. Tetapi, tanpa adanya persatuan, sulit menciptakan soliditas dari Palestina sendiri,” katanya.