Sabtu 27 Feb 2016 11:01 WIB

Korut Klaim Punya Senjata dengan Kemampuan Tembak Terpanjang Dunia

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Hazliansyah
  Pasukan Korea Utara saat parade militer di lapangan Kim Il Sung, Pyongyang, Korea Utara.
Foto: Ng Han Guan/AP
Pasukan Korea Utara saat parade militer di lapangan Kim Il Sung, Pyongyang, Korea Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Korea Utara (Korut) mengklaim baru mengembangkan senjata antitank yang begitu kuat. Senjata tersebut bahkan dianggap bisa mengubah tank lapis baja musuh menjadi "labu rebus".

Media Pemerintah Korut mengatakan, pemimpin Kim Jong-un telah menyaksikan uji coba portabel roket dengan dipandu laser. Kim menyatakan, senjata tersebut memiliki kemampuan menembak terpanjang di dunia dan seakurat senapan penembak jitu.

"Dia (Kim Jong-un--Red) mencatat dengan kepuasan besar bahwa, bahkan tank lapis baja khusus dan mobil dari musuh-musuh yang membanggakan kemampuan manuver tinggi dan daya mencolok adalah tidak lebih dari 'labu rebus'," tulis pernyataan dari kantor berita KCNA dilansir dari Channel News Asia, Sabtu (27/2).

Kim menyerukan senjata untuk masuk ke produksi massal sesegera mungkin dan mengerahkannya di unit garis depan dan unit pertahanan pesisir.

Korut memiliki militer besar. Sebanyak 1,2 juta tentara aktif dari penduduk sekitar 25 juta, dua kali lipat ukuran angkatan bersenjata di Korea Selatan yang memiliki dua kali lebih banyak penduduk.

Akan tetapi, sebagian besar senjata Korut sudah ketinggalan zaman dan militer kesulitan lantaran kekurangan bahan bakar. Kekurangan kian buruk ketika negara ini ditampar dengan sanksi baru keras PBB. Sanksi Dewan Keamanan PBB, termasuk larangan pasokan avtur ke Korea Utara.

Korut mengawali tahun baru dengan klaim uji coba bom hidrogen pertama pada 6 Januari. Pada 7 Februari, Korut meluncurkan satelit dan dikutuk oleh banyak orang di dunia sebagai uji teknologi rudal yang dilarang.

Selama 20 tahun terakhir, Korea Utara melakukan empat tes nuklir dan meluncurkan enam roket jarak jauh. Semua itu melanggar Resolusi Dewan Keamanan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement