Sabtu 27 Feb 2016 18:10 WIB

Arab Saudi Kirim Jet Tempur ke Turki untuk Perangi ISIS

Pesawat Tempur Arab Saudi
Pesawat Tempur Arab Saudi

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Jet-jet tempur Arab Saudi, mendarat di sebuah pangkalan udara Turki, Sabtu (27/2). Jet Saudi itu akan bergabung dengan pasukan udara guna melawan kelompok bersenjata ISIS di Suriah.

Menurut laporan media Turki dan Arab Saudi, jet-jet Saudi itu mendarat beberapa jam sebelum sebuah gencatan senjata diberlakukan. "Empat unit jet tempur F-15 Eagle mendarat di pangkalan udara Incirlik di Provinsi Adana di Turki bagian selatan," kata kantor berita milik negara, Anatolia, seperti dinukil AFP.

Kantor Pers Arab Saudi mengatakan sejumlah jet tempur mendarat di Incirlik untuk memperluas operasi guna melawan kelompok bersenjata ISIS, tanpa menyebutkan jumlah pesawat yang mendarat. Pangkalan itu telah menampung sejumlah jet tempur milik Amerika Serikat, Inggris dan Prancis, yang tergabung dalam bagian operasi untuk melawan kelompok bersenjata ISIS di Suriah.

Angkatan udara Arab Saudi telah mengerahkan sejumlah pasukan darat dan perlengkapan menggunakan pesawat pengangkut militer C-130 Hercules pada awal pekan ini. Gencatan senjata sebagian untuk mengakhiri kekerasan di Suriah, yang diprakarsai Rusia dan Amerika Serikat. Selama gencatan senjata, akan diberlakukan jam malam.

Kesepakatan itu tidak mengikutsertakan kelompok bersenjata ISIS beserta sejumlah kelompok ekstremis lainnya. Turki pada Jumat mengutarakan peringatan akan kelangsungan gencatan senjata itu, saat rezim Suriah beserta sekutu Rusianya masih melakukan pergerakan.

Dua kekuatan Muslim Sunni terbesar, Arab Saudi dan Turki, keduanya memandang lengsernya Presiden Suriah Bashar al Assad sebagai hal yang sangat penting untuk mengakhiri perang saudara yang telah berlangsung selama lima tahun itu.

Ankara mengatakan menyetujui operasi daratan di Suriah, namun hanya jika kegiatan itu dilakukan dengan kerja sama dengan Saudi begitu pula dengan negara Barat dan Teluk yang membentuk koalisi anti-ISIS.

Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan, sejak awal mereka berpendapat operasi daratan beserta seluruh langkah strategis, harus dilaksanakan untuk menambah kekuatan serangan udara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement