REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN – Mark Zuckerberg, pendiri sekaligus CEO media sosial Facebook mendapatkan kritikan di Jerman karena dianggap gagal memproteksi ujaran kebencian antiimigran. Padahal, Facebook dengan cepat memproteksi ujaran kebencian terhadap penyimpangan lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT).
Atas kritikan tersebut, sekitar 1.000 pemuda diundang untuk pertemuan di Berlin. Zuckerberg menjelaskan pada pertemuan yang kebanyakan dari kalangan pelajar dan mahasiswa itu bahwa Facebook akan menindak ujaran kebencian terhadap imigran.
“Sosial media perlu menindak ujaran kebencian terhadap para imigran. Tidak ada tempat untuk jenis konten tersebut di Facebook,” katanya, menurut BBC, Sabtu (27/2).
Dia tidak secara spesifik menjelaskan bagaimana menghentikan ujaran kebencian terhadap imigran tersebut. Namun dia mengatakan ujaran kebencian terhadap imigran tersebut sama halnya dengan intoleransi di Facebook. Kemudian dia juga menyebutkan perlunya mempelajari budaya dan hukum di Jerman yang membuat warganya agar mengubah pendekatan.
Jerman menerima lebih banyak imigran daripada negara-negara Uni Eropa lainnya. Kebanyakan dari mereka berasal dari Suriah, yang saat ini sedang terjadi perang. Mereka bahkan juga disalahkan dalam peristiwa serangkaian serangan pada malam tahun baru kemarin.
Pekan lalu, sekitar 100 warga di kota Clausnitz turun ke jalan untuk menolak para imigran. Mereka meneriakkan akan memblokir bus yang membawa sekitar 20 imigran yang mencari perlindungan tersebut.
Saat ini Jerman sedang mempertimbangkan untuk memperketat kebijakan imigrasi setelah adanya serangan pada malam tahun baru tersebut. Sementara dari segi bisnis, imigran tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja di sana.
“Saya berharap Amerika mengikuti jejak Jerman yang mengizinkan banyak imigran masuk ke negaranya,” ujar Zuckerberg.