Ahad 28 Feb 2016 08:42 WIB

Reformis Memimpin Pemilihan Parlemen Iran

Rep: Gita Amanda/ Red: Winda Destiana Putri
Iran
Iran

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Menurut laporan awal pemilihan 290 anggota parlemen Iran pada Sabtu (27/2), menunjukkan kelompok reformis dan moderat pemimpim pemilihan.

Namun ketiga faksi bersaing di Iran tersebut belum menunjukkan siapa yang akan memenangkan suara mayoritas parlemen.

Seperti dilansir Aljazirah, Ahad (28/2) para pejabat belum merilis resmi hasil awal pemilihan namun kantor berita semi resmi Iran, Fars dan Mehr serta penghitungan yang dilakukan Associated Press menunjukkan kelompok garis keras kehilangan banyak suara. Reformis yang mencari perubahan dalam demokrasi Iran sebaliknya mendapat dukungan terkuat sejak 2004.

Pemilihan parlemen dan Majelis Ahli Iran pada Jumat (26/2) malam, merupakan yang pertama sejak perjanjian nuklir tercapai. Hampir 55 juta dari 80 juta orang Iran berhak memilih.

Belum ada angka resmi berapa warga yang berpartisipas, namun Menteri Dalam Negeri Abdolreza Rahmani Fazli memprediksi pada Kamis (25/2) bahwa akan ada 70 persen pemilih.

Jajak pendapat ditutup pada tengah malam, dan pejabat segera memulai menghitung surat suara setelah itu. Semakin banyak surat suara dihitung, reformis menunjukkan kehadiran mereka yang lebih luas dan mengurangi suara untuk kelompok garis keras.

Namun dukungan konservatif tetap kuat di beberapa tempat di Iran. Salam seroang pemilih konservatif Zahra Ruzidar mengatakan ia tak bisa mempercayai Amerika Serikat.

"Mereka terus menghina kami, kami maju ke depan dengan kejujuran dan menegosiasikan kesepakatan, namun mereka tetap mengancam kami. Kami tak takut ancaman," kata dia menambahkan.

Kubu konservatif gars keras sebagian besar merupakan loyalis pendukung Mahmoud Ahmadinejad yang kerap memicu ketegangan dengan AS. Kemenangan Ahmadinejad pada 2005 menghambat gerakan reformis selama hampir satu dekade, hingga Hassan Rouhani akhirnya terpilih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement