REPUBLIKA.CO.ID, LAOS -- Negara-negara Asia Tenggara pada Sabtu (27/2), menyatakan keprihatinan serius mereka akan meningkatnya ketegangan internasional atas di Laut Cina Selatan.
Gesekan telah meningkat selama penyebaran terbaru rudal dan jet tempur Cina di Kepulauan Paracel yang disengketakan.
"Para menteri tetap prihatin atas perkembangan terakhir dan berkelanjutan," kata 10 Anggota ASEAN dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan rutin menteri luar negeri kelompok tersebut di Laos, dikutip Reuters Ahad (28/2).
Pernyataan menambahkan, reklamasi lahan dan meningkatnya aktivitas telah menambah ketegangan dan merusak perdamaian, keamanan dan stabilitas di kawasan.
Amerika Serikat mengkritik pembangunan Cina di pulau buatan dan fasilitas di laut tersebut. Mereka bahkan melakukan operasi untuk menegaskan hak kebebasan navigasi di sana.
Pada Jumat (26/2), AS mendesak Presiden Cina Xi Jinping untuk mencegah militerisasi di wilayah tersebut. Vietnam pada Sabtu menggemakan hal senada.
"Kami menyerukan non-militerisasi di Laut Cina Selatan. Kami memiliki keprihatinan serius tentang itu," kata Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Pham Binh Minh kepada wartawan setelah bertemu rekan ASEANnya.
Menteri Kamboja Hor Namhong mengatakan kelompok ini sepakat mengupayakan pertemuan antara Cina dan menteri luar negeri ASEAN untuk membahas Laut Cina Selatan dan masalah lainnya. Klaim maritim Cina merupakan isu paling diperdebatkan negara-negara ASEAN.