Senin 29 Feb 2016 05:39 WIB

Arab Saudi Tuduh Rusia dan Suriah Langgar Gencatan Senjata

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Hazliansyah
Pasukan bersenjata di kawasan konflik Suriah
Foto: Youtube
Pasukan bersenjata di kawasan konflik Suriah

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi, Ahad (28/2) menuduh rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad dan sekutunya Rusia melakukan pelanggaran gencatan senjata di Suriah.

"Ada pelanggaran gencatan senjata dari Rusia dan pesawat rezim Suriah. Kami sedang mendiskusikan ini dengan (17 negara,red) Kelompok Dukungan Suriah, diketuai oleh Rusia dan Amerika Serikat," kata Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel Jubeir di Riyadh seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Senin (29/2).

Kelompok pemantau The Syrian Observatory for Human Rights mengatakan, beberapa serangan udara menghantam Suriah tengah dan utara pada Ahad.

Kelompok tersebut menambahkan, pesawat tempur, yang diyakini baik dari Suriah atau Rusia, mengebom tujuh desa di provinsi Aleppo dan Hama.

Gencatan senjata yang ditengahi oleh Moskow dan Washington mulai berlaku pada 27 Januari 2016. Tetapi oposisi yang berbasis Riyadh dan Rusia telah melaporkan beberapa pelanggaran dari pihak yang berlawanan.

Rusia, yang telah melakukan serangan udara intens dalam mendukung Assad sejak September 2015 lalu, Sabtu (27/2) mengklaim, pihaknya telah menghentikan pengeboman di seluruh daerah yang dijangkau oleh gencatan senjata. Tetapi Rusia memang bersumpah untuk tetap menyerang kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), front Al-Nusra, dan kelompok teroris lainnya. ISIS dan front Al-Nusra memang tidak dilibatkan pihak yang ikut dalam gencatan senjata.

Belum jelas apakah serangan Ahad terjadi di area yang tercakup dalam wilayah gencatan senjata. Tetapi Jubeir mengklaim, Rusia menargetkan kelompok oposisi moderat Suriah.

Ia menambahkan, utusan khusus perserikatan bangsa-bangsa (PBB) untuk Suriah, Staffan de Mistura tengah menjalin kontak dengan Rusia dan rezim Suriah mengenai hal ini untuk mencapai kesepakatan yang akan membatasi atau mengakhiri operasi militer terhadap oposisi Suriah yang moderat dan fokus pada ISIS serta Al Nusra.

"Hal akan menjadi lebih jelas dalam beberapa hari mendatang apakah rezim Suriah dan Rusia serius atau tidak tentang gencatan senjata,"

ujarnya.

Arab Saudi adalah pendukung utama pemberontak Suriah yang memerangi rezim Assad sejak 2011 lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement