REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Filipina pada Senin mendesak Cina menghormati putusan arbitrasi di Den Haag yang akan datang dalam isu perselisihan teritorial Laut Cina Selatan.
Cina menolah mengakui kasus yang diutarakan oleh Filipina dengan pihak pengadilan dan mengatakan seluruh perselisihan seharusnya diselesaikan melalui pertemuan bilateral.
"Filipina, begitu pula dengan komunitas internasional, menuntut Cina menghormati putusan yang akan datang dari pengadilan arbitrasi dan bersama mengajukan rezim yang berdasarkan peraturan internasional," Menteri Luar Negeri Filipina, Albert del Rosario mengatakan dalam sebuah pernyataan di Manila, Senin (29/2).
"Jika Cina tidak mengindahkan permintaan bersama kami, apakah itu artinya Cina merasa diri mereka berada di atas undang-undang?" tambahnya.
Putusan pengadilan itu diperkirakan akan keluar sebelum Mei, del Rosario mengatakan. Manila dan Beijing telah mengadakan pertemuan beberapa kali untuk membicarakan perselisihan maritim, namun tidak ada penyelesaian apapun.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Hong Lei mengulang pernyataan pada Senin Cina tidak akan berpartisipasi dalam kasus tersebut. Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi, dalam kunjungannya ke Amerika Serikat pada pekan lalu, menuduh pihak Filipina melakukan provokasi politik dalam mencari arbitrasi untuk menyelesaikan perselisihan yang ada.
Baca juga:
Saat Pemilu Banyak Anak Dibunuh di Uganda, Mengapa?