Selasa 01 Mar 2016 10:06 WIB

Anggota Parlemen Republik Cemas dengan Pencalonan Trump

Rep: Gita Amanda/ Red: Ani Nursalikah
Donald Trump
Foto: Reuters
Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sejumlah anggota parlemen dari Partai Republik kini bersiap jika Donald Trump memenangkan suara dalam Super Tuesday pada Selasa (1/3) ini. Beberapa anggota mengaku cemas akan pencalonan Trump, sementara lainnya mulai mendukung.

Ketua DPR Paul Ryan misalnya, mengaku hanya pernah berbicara singkat dengan Trump pada acara politik saat ia menjadi wakil Mitt Romey dalam pencalonan 2012.  Sementara pemimpin parlemen mayoritas Kevin McCarty menjadi berita utama baru-baru ini setelah mengatakan bisa bekerja sama dengan Trump. Namun, asistennya mengatakan kepada CNN mereka bahkan tak pernah 'duduk' bersama.

Pemimpin Senat Partai Republik Mitch McConnell mengakui ia sempat menerima sumbangan politik dari Trump. Tapi terakhir kali mereka berbicara melalui telepon tahun lalu. Seperti Ryan, McConnel menolak mengomentari pencalonan presiden Partai Republik. Ia hanya mengatakan, dia berpikir calon Partai Republik 2016 harus orang yang bisa menang di 'negara-negara ungu'.

Pemimpin kedua Senat Partai Republik Senator John Cornyn mengeluarkan peringatan pada Senin terkait pencalonan Trump. Ia mengaku pernah bertemu sekali dengan Trump, tapi tak pernah berpikir ia akan mencalonkan diri sebagai presiden.

"Saya pikir dia pasti sosok yang kontroversial, saya pikir kami membutuhkan seseorang yang dapat menyatukan partai, saat lawan mencoba memecah partai," ujarnya.

Senator Ron Johnson mengatakan, ia benar-benar berdoa setiap malam untuk calon presiden dari partainya. Ia berharap calon presiden Republik nanti merupakan sosok dengan integritas, kecerdasan, keberanian dan penuh ide.

"Jadi saya akan tetap berdoa," katanya.

Sementara dukungan salah satunya datang dari Chris Collins dari New York. Ia mengatakan keduanya bertemu pada 2014 untuk membahas kepentingan pengusahan itu dalam pemilihan gubernur.

Collins awalnya mendukung Jed Bush sebagai presiden. Tapi ia kemudian menjadi anggota pertama dari Kongres yang mendukung Trump pekan lalu. Collins memprediksi kecemasan Partai Republik mengenai Trump akan memudar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement