REPUBLIKA.CO.ID, SKOPJE -- Pengungsi yang frustasi berusaha menghancurkan penghalang sepanjang perbatasan dan berupaya melintasi perbatasan dari Yunani ke Eropa. Polisi Makedonia kemudian menyemprotkan gas air mata dan menggunakan granat setrum untuk menghadapi pengungsi.
Seperti dilansir Aljazirah, ketegangan berkobar pada Senin (29/2) dengan ribuan pengungsi putus asa terjebak di sisi perbatasan Yunani. Vicky Markolefa dari kelompok Dokter Lintas Batas (MSF) mengatakan, situasi sangat sibuk dan orang-orang di sana hanya berupaya mendapat perjalanan yang aman.
"Kami mengutuk kekerasan terhadap pengungsi yang tak bersalah," ujarnya.
MSF menurutnya telah mengobati banyak pengungsi untuk masalah pernapasan setelah mereka terkena gas air mata. Perempuan dan anak-anak menurutnya berada di antara orang yang terjebak dalam keramaian. MSF mengatakan, mereka bahkan merawat satu pasien berusia enam bulan yang terkena gas air mata.
Selain itu, Markolefa mengatakan kondisi di sana pun kian memprihatinkan. Pengungsi menurutnya membentuk baris panjang hingga 400 meter hanya untuk makanan.
"Kami sangat kewalahan. LSM melakukan yang terbaik untuk merespons, tapi kami menyerukan pemerintah Eropa bertindak sekarang," ujarnya.