REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada enam isu utama terkait konflik Palestina dan Israel yang akan dibahas dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) pada 6-7 Maret mendatang di Jakarta.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memaparkan, keenam isu tersebut adalah masalah perbatasan, pengungsi Palestina, sengketa Kota Yerussalem, pemukiman ilegal, keamanan dan akses air bersih.
Mengenai masalah perbatasan, dia menyebut daerah kekuasan Palestina kian hari kian menyempit karena dicaplok Israel. "Kalau kita lihat di sini (peta), terutama di wilayah West Bank atau Tepi Barat semakin lama semakin tergerogoti sehingga seperti keju Swiss yang bolong-bolong," ucap Retno di Kantor Staf Kepresidenan Jakarta, Selasa (2/3).
Masalah pelik lainnya yang hingga kini belum berhasil diselesaikan, yakni mengenai status Kota Yerussalem. Yerusalem Timur sejatinya berada di dalam wilayah Palestina.
Namun, Israel mengklaim Yerussalem Timur sebagai ibu kota mereka. Adanya sengketa soal status kota tersebut membuat sedikitnya empat juta warga asli Palestina terusir dari Yerussalem Timur. Menurut Retno, penduduk Palestina yang tinggal di sana kini hanya tersisa 36,8 persen. Sisanya dikuasai Israel.
Tak hanya itu, Retno juga mengungkap data yang menyebut 75 persen penduduk Palestina hidup di bawah garis kemiskinan. Hanya 41 persen anak-anak yang memiliki akses pendidikan dan hanya 64 persen warga yang memiliki akses air bersih.
Retno juga menyebut hanya 39 persen rumah penduduk Palestina yang mendapatkan izin. Sisanya tinggal di pemukiman ilegal. Kondisi ini diperburuk dengan kebijakan Israel yang membatasi akses pemukiman ilegal.
"Jadi memang masalah Yerussalem pelik sekali. Kita khusus akan membahas masalah ini dalam KTT luar biasa," katanya.