Jumat 04 Mar 2016 08:21 WIB

OKI Diharapkan Bisa Perkuat Komitmen Kedaulatan Palestina

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Teguh Firmansyah
Organisasi Kerja Sama Islam (OIC).
Organisasi Kerja Sama Islam (OIC).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa OKI diharapkan bisa membawa dampak khusus dalam krisis di Palestina. Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antara Parlemen (BKSAP) Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Rofi Munawar meminta Pemerintah Indonesia mendorong anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk serius meneguhkan komitmennya di dalam membela kedaulatan bangsa Palestina.

“Kita berharap konferensi ini memberikan solusi strategis terhadap penyelesaian Palestina yang lebih komprehensif dan solutif," katanya dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id Jumat (4/4). Menurutnya, penguatan komitmen negara-negara OKI sangat diperlukan.

Caranya, tambah Rofi, adalah dengan mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk memberikan keberpihakan kepada Palestina yang selama ini menjadi sasaran agresi Israel.

Indonesia akan menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) luar biasa Organisasi Kerjasama Islam (OKI) tentang Al-Quds dan Palestina di Jakarta pada 6 dan 7 Maret 2016 mendatang. Dalam forum tersebut diharapkan Indonesia dapat menginisiasi pendekatan solusi penyelesaian konflik yang adaptif sesuai dengan kondisi Palestina terkini.

Rofi menambahkan, sudah semestinya setiap anggota OKI mendorong kedaulatan palestina dan secara bersama-sama memperjuangkannya di berbagai forum internasional. "Anggota OKI harus mampu mengembangkan jaringan, menguatkan soliditas dan komitmen bersama secara terus menerus," katanya.

Baca juga, KTT OKI Bakal Bahas 6 Isu Utama Palestina.

Oleh karenanya, tambah Rofi, dukungan dalam kedaulatan Palestina bukan hanya karena masalah keumatan namun perjuangan terhadap nilai-nilai kemanusiaan yang menentang penjajahan di dunia.

“Isu palestina ini sudah sekian lama mengemuka bersamaan dengan berdirinya OKI, namun sejalan dengan konflik di Palestina masih terus terjadi konflik bersamaan dengan memburuknya kawasan timur tengah secara umum.” Tutur Rofi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement