Ahad 06 Mar 2016 18:52 WIB

AS-Korsel Tingkatkan Intensitas Latihan Militer Bersama

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Didi Purwadi
 Personil tentara Korea Selatan berpatroli di jermbatan penghubung Korea Selatan dan Korea Utara di desa perbatasan Panmunjom, Peju, Korsel, Sabtu (22/8). (AP/Ahn Young-joon)
Personil tentara Korea Selatan berpatroli di jermbatan penghubung Korea Selatan dan Korea Utara di desa perbatasan Panmunjom, Peju, Korsel, Sabtu (22/8). (AP/Ahn Young-joon)

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Amerika Serikat dan Korea Selatan (Korsel) akan memulai latihan militer di tengah ketegangan tinggi di Semananjung Korea.

Kantor berita Yonhap dilansir dari BBC News mengatakan, lebih dari 300 ribu tentara Korsel dan 15 ribu tentara AS akan ambil bagian dalam latihan. Menteri Pertahanan Korsel, Han Min-koo mengatakan, latihan akan menjadi dua kali lipat dari tahun lalu.

Latihan tersebut dimulai setelah PBB mengeluarkan sanksi baru terhadap Korea Utara (Korut). Ketegangan keamanan telah meningkat sejak Korut melakukan uji coba perangkat nuklir pada Januari, diikuti dengan peluncuran roket pada Februari. Korut menanggapi sanksi dengan menembakkan rudal jarak pendek ke laut.

Latihan yang dimulai pada Senin (7/3) dan direncanakan hingga 30 April dimaksudkan untuk memperingatkan Korut terhadap provokasi. Korut sendiri melihat latihan militer tahunan sebagai latihan untuk invasi.

AS dan Korea Selatan pada Jumat juga memulai pembicaraan resmi pada penyebaran sistem pertahanan rudal AS ke semenanjung, sebuah langkah yang sangat ditentang Korut, Rusia dan Cina. Cina mengatakan, sistem anti rudal THAAD mengganggu keamanan dan akan merusak efek jera nuklir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement