REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja sama Islam (OKI) mengharapkan bantuan dana dari negara-negara dan institusi internasional untuk melindungi ekonomi rakyat Palestina.
"Israel terus menerapkan penjajahan ekonomi melawan Palestina, tidak peduli warga Muslim atau Kristiani, dengan memberlakukan pajak berlebihan dan menghambat kesempatan investasi," katanya di lokasi penyelenggaraan KTT-LB OKI ke-5 di Balai Sidang Jakarta, Senayan, Senin (7/3).
Israel bahkan berusaha menyingkirkan keberadaan warga Palestina dengan melakukan pendudukan ilegal dan penghancuran rumah-rumah di sekitar wilayah Al Quds (Yerusalem).
Agar resolusi KTT-LB OKI menjadi efektif, menurut Abbas, seluruh negara anggotanya diharap meningkatkan bantuan dana terutama untuk melindungi Al Quds dimana di wilayah tersebut terdapat Masjid Al Aqsa yang merupakan situs suci bagi umat Muslim. "Menjamin pelestarian Al Quds merupakan tugas penting yang harus kita lakukan bersama," ujar Abbas.
Dalam pidatonya, Presiden Abbas juga mengucapkan apresiasi kepada Bank Pembangunan Islam (Islamic Development Bank) serta manajemen dana Al Aqsa dan Al Quds atas upaya mereka membantu rakyat Palestina.
Selain itu, ia juga menyerukan pentingnya membangun program khusus untuk pemberdayaan ekonomi Palestina yang tinggal di sekitar Al Quds dan wilayah pendudukan lainnya, terutama untuk membiayai berbagai proyek yang dibutuhkan untuk menjamin kehidupan layak bagi masyarakat Palestina.
"Dalam hal ini, peran Sekjen OKI dan Bank Pembangunan Islam sangat penting untuk melaksanakan mekanisme program ini," papar Abbas.
Di akhir pidatonya, Presiden Abbas mengungkapkan harapannya agar KTT-LB OKI yang dihadiri 605 delegasi dari 57 negara dapat menghasilkan hasil konkret untuk membantu melindungi wilayah suci Al Quds dan memberikan hak warga Palestina untuk hidup merdeka dan mandiri seperti bangsa-bangsa lain di seluruh dunia.