Senin 07 Mar 2016 15:14 WIB

JK: Hal Terpenting Pertama adalah Mempersatukan Hamas dan Fatah

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Teguh Firmansyah
Wakil Presiden Jusuf Kalla (kanan) menerima cenderamata dari Deputi Perdana Menteri Turki Numan Kurtulmus (kiri) saat pertemuan bilateral pada KTT Luar Biasa ke-5 OKI mengenai Palestina dan Al-Quds al-Sharif di JCC, Jakarta, Senin (7/3).
Foto: Antara/Wisnu Widiantoro
Wakil Presiden Jusuf Kalla (kanan) menerima cenderamata dari Deputi Perdana Menteri Turki Numan Kurtulmus (kiri) saat pertemuan bilateral pada KTT Luar Biasa ke-5 OKI mengenai Palestina dan Al-Quds al-Sharif di JCC, Jakarta, Senin (7/3).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla menerima kunjungan kehormatan tiga negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di sela-sela pertemuan KTT Luar Biasa OKI di Jakarta Convention Center (JCC). Dalam pertemuan ini, ketiga negara, yakni Turki, Azerbaijan, dan Tunisia, serta negara Islam lainnya mendorong penyelesaian konflik di Palestina.

"Dengan ketiga negara itu juga membicarakan tentang situasi di Timur Tengah, negara-negara Islam bagaimana kita bersatu dan mendorong Palestina bersatu untuk menyelesaikan masalah-masalahnya," kata JK di Jakarta Convention Center, Jakarta, Senin (7/3).

Menurut JK, Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia memiliki peran penting dalam penyelesaian konflik di Palestina. Sebab itu, kerja sama antarnegara anggota OKI dilakukan untuk melanjutkan pembahasan perdamaian di Palestina.

Ia menekankan, poin utama terkait konflik Palestina ini ialah bagaimana mempersatukan kelompok Hamas dan Fatah.

"Paling pertama adalah bagaimana Palestina bersatu antara Hamas dan Fatah. Kemudian, bagaimana perundingan dengan Israel dilanjutkan dengan roadmap (peta jalan) yang semuanya sudah disetujui dalam berbagai kesempatan," jelas JK.

Kendati demikian, ia menekankan kerja sama ini harus dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh negara sehingga dapat benar-benar terwujud. Namun, sambung JK, Indonesia tak dapat terlibat terlalu dalam untuk menyelesaikan konflik Palestina.  "Tapi sekali lagi, kita gak bisa terlibat dalam konflik-konflik itu. Negara-negara seperti Turki, Mesir, Qatar, Iran, Arab Saudi punya peran penting karena mereka punya peranan politik dan ekonomi di sana," kata JK.

Baca juga, Abbas Ajak Anggota OKI Perkuat Pertahanan Al-Aqsa.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement