Senin 07 Mar 2016 17:07 WIB

Pertemuan Kontroversial Jokowi dan Omar al-Bashir yang tak Disukai AS

Presiden Joko Widodo (kiri) berjabat tangan dengan Presiden Sudan Omar Hassan Ahmad al-Bashir sebelum berlangsungnya KTT Luar Biasa ke-5 OKI di JCC, Jakarta, Senin (7/3).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Presiden Joko Widodo (kiri) berjabat tangan dengan Presiden Sudan Omar Hassan Ahmad al-Bashir sebelum berlangsungnya KTT Luar Biasa ke-5 OKI di JCC, Jakarta, Senin (7/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Sudan Omar al-Bashir hadir dan mengikuti KTT Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam di Jakarta untuk membahas isu Palestina. Tak hanya itu, Omar al-Bashir juga bertemu langsung dengan Jokowi membahas sejumlah isu, baik bilateral maupun kondsi Palestina, hari ini.

Namun kehadiran Omar al-Bashir terbilang mengejutkan sejumlah pihak, termasuk Amerika Serikat. Omar al-Bashir dituding  terseret kasus kejahatan perang di Darfur. Perang Darfur dimulai pada 2003 ketika pemberontak kulit hitam bangkit melawan pemerintahan Bashir. Setelahnya, Khartoum melancarkan serangan berdarah terhadap pemberontak dengan menggunakan angkatan bersenjata dan milisi sekutunya.

 

PBB mengatakan 300 ribu tewas dalam konflik itu. Pengadilan Kejahatan Internasional (ICC) telah memerintahkan untuk penangkapan Bashir, kendati banyak negara, termasuk pemimpin Afrika yang menolaknya.  Pada pertengahan tahun lalu, hakim Afrika Selatan, Hans Fabricius menginstruksikan Bashir tetap di Afrika Selatan karena ICC menginginkannya. Namun Bashir tetap bisa melenggang ke luar.

Di Jakarta,  Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyambut hangat Omar al-Bashir. Pemerintah Jokowi sepertinya memilih tidak akan menangkap al-Bashir, sama dengan banyak negara lain.  

Dalam pertemuan itu, Presiden Jokowi mengatakan Indonesia dan Sudan sepakat untuk mendukung kemerdekaan bagi rakyat Palestina. Pertemuan bilateral antara Presiden Jokowi dengan Presiden Omar al-Bashir digelar di Ruang Kakatua Jakarta Convention Center Jakarta, Senin.

Pertemuan dilakukan secara tertutup antara dua kepala negara didampingi para pejabat/menterinya. "Yang jelas kita sepakat mendukung penuh kemerdekaan Palestina," kata Presiden Jokowi seperti dikutip Antara.

Presiden RI menambahkan beberapa hal lain juga dibicarakan dalam pertemuan itu. "Dan keinginan beberapa perusahaan swasta di Indonesia untuk berinvestasi di sana terutama di bidang minyak," katanya.

Usai pertemuan itu, Kedutaan Besar AS di Jakarta mengirimkan surat keterangan pers ke wartawan yang menyatakan kekejutannya akan kedatangan Bashir di Jakarta. 

"Saya prihatin dan sedikit kaget Presiden Sudan Omar al-Bashir berani datang ke Indonesia untuk menghadiri KTT OKI. Seperti yang semua tahu, ia dituntut oleh Pengadilan Kejahatan Internasional atau ICC atas kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan dan genosida, dan surat perintah penangkapannya masih belum tuntas,” ujar Duta Besar AS untuk Indonesia Robert Blake dalam keterangan pers yang dikeluarkan Kedutaan Besar AS untuk Indonesia, Senin (7/3?

Baca juga, Hakim Afrika Selatan Perintahkan Bahsir Agar Ditangkap.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement