Rabu 09 Mar 2016 21:11 WIB

Miliki Tanaman di Dalam Ruangan untuk Bersihkan Udara dan Kesehatan Anda

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Adakah hal yang berbahaya bagi kesehatan saat kita berada di dalam ruangan? Mungkin kita tidak pernah berpikir jika paparan polusi udara juga bisa terjadi saat kita berada di dalam ruangan.

Dr Fraser Torpy, direktur Kelompok Peneliti Tanaman dan Kualitas Lingkungan Dalam Ruangan dari University of Technology Sydney, mengatakan sirkulasi udara di dalam ruangan lebih memiliki polusi daripada udara di luar ruangan. 

Menurutnya hal ini tentunya dapat memiliki dampak yang nyata bagi kesehatan kita.

Sirkulasi udara dalam ruangan bisa mengandung polusi udara yang berasal dari luar, dicampur dengan polusi udara yang sudah ada di dalam ruangan. 

Lantas darimana polusi udara di dalam ruangan berasal? Polusi ini berasal dari pemanas ruangan, memasak, merokok di dalam ruangan, minyak wangi, dan pembersih, dengan kandungan karbon dioksida, karbon monoksida, nitrogen dioksida, sulfur oksida dan senyawa organik volatil (VOC).

VOC adalah kelompok bahan kimia yang berasal dari barang plastik dan sintetis. Di rumah atau kantor VOC bisa ditemukan dalam karpet, furnitur, lem, komputer, deterjen dan cat. Senyawa ini bisa terlepaskan ke udara dari banyak sumber, belum lagi jika ruangan memiliki ventilasi yang buruk.

Badan penelitian Australia, CSIRO mencoba mengukur konsentrasi polusi di dalam dan luar ruangan. Hasil penelitiannya menemukan kandungan karbon dioksida, jumlah senyawa VOC, dan lainnya secara signifikan lebih tinggi di dalam daripada di luar ruangan.

Dampak bagi kesehatan

Menurut Dr Torpy, karbon dioksida dan VOC seringkali dianggap mengurangi kualitas udara dalam ruangan.

Tingkat kandungan VOC di banyak tempat tinggal dan tempat kerja memang cukup cukup rendah, tapi studi yang dilakukan UTS menyoroti bahwa tingkat rendah polutan ini tetap berdampak pada kesehatan, seperti sakit kepala, kekeringan pada mata, hidung dan tenggorokan, perasaan pusing dan mual.

Karbon dioksida (CO2) juga dapat memiliki efek yang sama. Menurut UTS, tingkat maksimum CO2 di bawah rekomendasi Australia adalah 1000 bagian per sejuta. Bahkan paparan CO2 di atas 800 untuk 1000 bagian per juta tetap bisa menyebabkan rasa sesak, kehilangan konsentrasi dan mengantuk.

Jika Anda terkena tingkat yang lebih tinggi Anda mungkin akan menjadi sangat tidak enak badan, tapi ini jarang terjadi jika ada ventilasi ruangan yang baik.

Membersihkan udara

Lantas bagaimana mengatasi masalah ini? Kabar baik karena tanaman di dalam ruangan dapat mengurangi senyawa VOC dengan menyerap dan menurunkan polusi udara. Sebagai gantinya tanaman dapat melepaskan oksigen ke udara sebagai bagian dari proses fotosintesis.

Menariknya, ilmuwan NASA di tahun 80-an pernah melakukan studi soal peranan tanaman di dalam ruangan untuk menghilangkan bahan kimia organisk di udara.

"Banyak orang khawatir tentang senyawa VOC ... Jika itu yang Anda khawatirkan, maka satu tanaman di kamar cukup, kapasitasnya untuk mengurangi senyawa tersebut benar-benar fenomenal," kata Dr Torpy.

"Tanaman ukuran medium (jenis apapun di atas sekitar 20cm) di sebuah ruangan akan membuat pengurangan yang sangat besar untuk bahan kimia tertentu," tambahnya.

Dengan adanya tanaman di dalam ruangan juga dapat membantu mengatur jumlah kadar karbon dioksida. Kelompok peneliti dibawah pimpinan Dr Torpy menganalisa pengaruh tanaman dalam ruangan dengan kualitas udara di tempat kerja. Hasilnya menemukan kantor-kantor dengan tanaman, memiliki tingkat CO2 yang berkurang sekitar 10 persen di ruangan ber-AC, dan 25 persen di ruangan tanpa AC.

Sebagai tanaman di dalam ruangan juga bisa meningkatkan mood Anda. Dalam studi yang dilakukan selama tiga bulan oleh staf dari UTS, ditemukan jika keberadaan tanaman dapat mengurangi stres dan perasaan negatif sebanyak 40 persen.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement