Kamis 10 Mar 2016 09:33 WIB

Untuk Pertama Kalinya, Arab Saudi Cari Utang karena Defisit Anggaran

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Nur Aini
Seorang warga membawa bendera Arab Saudi (Ilustrasi)
Foto: REUTERS
Seorang warga membawa bendera Arab Saudi (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Arab Saudi mencari pinjaman 6 miliar hingga 8 miliar dolar AS dari bank asing. Ini akan jadi pinjaman luar negeri pertama Saudi setelah lebih dari satu dekade.

Seorang sumber yang dikutip Reuters, Rabu (9/3), menyebut, Riyadh sudah bicara dengan sejumlah bank untuk menyediakan pinjaman lima tahun dengan opsi tambahan pinjaman dalam periode itu. Pinjaman ini akan digunakan untuk menutup defisit APBN Saudi akibat rendahnya harga minyak.

Menteri Keuangan dan Bank Sentral Arab Saudi belum memberi komentar soal ini. Sumber tersebut juga mengatakan, langkah ini merupakan saran dari perusahaan konsultan Verus Partners yang dibentuk mantan bankir Citigroup, Mark Aplin dan Andrew Elliot. Namun, Verus Partners juga belum mau memberi komentar.

Atas nama Menteri Keuangan Arab Saudi, Verus Partners sudah mengirim proposal kepada sekelompok kecil bank. Bank-bank yang mau terlibat kabarnya akan lebih diutamakan sebagai pengelola surat utang luar negeri yang akan diterbitkan Arab Saudi tahun ini.

Defisit APBN Saudi hampir mencapai 100 miliar dolar AS tahun lalu. Pemerintah Saudi coba menjembatani celah ini dengan melepas aset mereka di luar negeri dan menerbitkan surat utang ke pasar domestik. Namun, tambahan aset ini hanya akan bertahan untuk beberapa tahun, sementara surat utang harus bersaing di tengah ketatnya likuiditas perbankan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement