REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Seorang ahli senjata kimia dari kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Irak dilaporkan telah ditangkap satuan khusus Amerika Serikat (AS) dan kini sedang dimintai keterangan.
Menurut sumber Irak dan AS pada media New York Times, pria tersebut dulunya adalah ahli senjata kimia dan biologis untuk pemimpin Irak Saddam Hussein. Pria yang disebut bernama Sleiman Daoud al-Afari tersebut dilaporkan ditangkap bulan lalu.
“Pria tersebut sudah lebih dulu memberi tahu penyelidik soal metode ISIS mengisi gas kimia belerang atau gas mustard dalam artileri,” kata sumber pada New York Times.
Namun, dalam pernyataan pada BBC, juru bicara Pentagon enggan mengonfirmasi penangkapan tersebut. “Apa yang saya katakan kepada Anda bahwa Menteri Pertahanan AS Ashton Carter mengatakan, kesatuan khusus AS (ETF) telah memulai operasi di Irak sebagai bagian dari strategi lebih agresif melawan ISIS, tetapi kami tidak akan membahas detail misi tersebut,” kata sumber itu, Kamis (10/3).
Bulan lalu, sumber di organisasi pengawas zat kimia global, Organisasi untuk Pelarangan Senjata Kimia (OPCW), mengumumkan gas belerang tahun lalu digunakan untuk menyerang kekuatan Kurdi di Irak yang diduga dilakukan ISIS.
Jika benar terbukti, itu pertama kalinya senjata kimia digunakan di Irak sejak kejatuhan Saddam. Sumber yang tak mau disebut namanya di Kementerian Pertahanan AS mengatakan pada New York Times, Afari ditahan di Irbil, markas kekuatan Kurdi di Irak.
Menurut sumber yang dikutip koran tersebut, konsentrasi gas tak cukup kuat untuk membunuh orang, tapi bisa melumpuhkan.
Baca juga:
Kenali Tanda-Tanda Anda Stres Berat
Korut Ancam Likuidasi Semua Aset Korsel di Wilayahnya