Sabtu 12 Mar 2016 04:15 WIB

Robot pun tak Mampu Hadapi Radiasi Fukushima

Bekas pembangkit nuklir Fukushima di Jepang.
Foto: Yoru Yamanaka/AFP
Bekas pembangkit nuklir Fukushima di Jepang.

REPUBLIKA.CO.ID, FUKUSHIMA -- Robot-robot yang dikirim untuk menemukan bahan bakar beradiasi tinggi di reaktor nuklir Fukushima, Jepang mati. Sementara dinding es bawah tanah di sekitar pabrik, yang ditujukan untuk menghentikan air tanah dari kontaminasi belum selesai.

Pemerintah masih tidak tahu bagaimana membuang air yang mengandung radioaktif dalam jumlah meningkat dari tangki-tangki di sekitar tempat tersebut. Lima tahun lalu, salah satu gempa bumi terburuk sepanjang sejarah memacu tsunami setinggi 10 meter yang menghancurkan stasiun tenaga nuklir Fukushima Daiichi serta mengakibatkan banyak kebocoran.

Hampir 19 ribu orang meninggal dunia atau masih hilang dan 160 ribu orang kehilangan rumah serta mata pencaharian.

Saat ini, radiasi di pembangkit listrik Fukushima masih sangat kuat, membuktikan tidak mungkin ditemukan dan menghapus gumpalan sangat berbahaya dari batang bahan bakar yang meleleh.

Operator ladang pembangkit nuklir tersebut, Tokyo Electric Power Co (Tepco), telah melakukan beberapa kemajuan, seperti memindahkan sisa ratusan batang bahan bakar ke sebuah bangunan rusak. Namun, teknologi yang dibutuhkan untuk mendirikan lokasi bagi batang bahan bakar yang mencair dalam tiga reaktor lainnya di lapangan belum dikembangkan.

"Sangat sulit memasuki daerah pembangkit listrik nuklir itu. Rintangan terbesar adalah radiasi," kata kepala dekomisi Tepco Naohero Masuda saat wawancara.

Batang bahan bakar meleleh melalui wadah penahan di reaktor, dan tidak ada yang tahu persis di mana keberadaanya saat ini. Bagian dari pembangkit tu sangat berbahaya bagi manusia. Tepco telah mengembangkan robot yang dapat berenang di dalam air dan melewati rintangan di dalam lorong yang rusak dan pipa untuk mencari batang bahan bakar yang meleleh.

Namun ketika mereka telah mendekati reaktor, radiasi menghancurkan kabel robot dan membuat mereka menjadi tidak berguna, menyebabkan penundaan yang panjang, kata Masuda. Setiap robot telah dirancang untuk setiap bangunan. "Butuh dua tahun untuk mengembangkan setiap fungsi robot," kata Masuda.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement