Sabtu 12 Mar 2016 05:37 WIB

Indonesia Belum Bernegosiasi dengan Uni-Eropa Terkait CEPA

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Muhammad Hafil
Retno Lestari Priansari Marsudi - Menteri Luar Negeri.
Foto: Republika/ Wihdan
Retno Lestari Priansari Marsudi - Menteri Luar Negeri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah tengah mempersiapkan posisi Indonesia antara Indonesia dengan Uni Eropa dalam kerjasama perdagangan bebas Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA). Sampai saat ini pemerintah masih menghimpun sejumlah masukan dari semua kementrian yang dimasukan dalam scoping paper yang akan dijadikan panduan dalam perundingan, pelaksanaan CEPA.

Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengatakan, pemerintah saat ini masih melakukan scoping paper untuk dijadikan acuan sebelum Indonesia melakukan negosiasi dengan Uni Eropa terkait CEPA. Sebab banyak kementrian yang masih harus memasukan pendapat mereka agar kebijakan yang dinegosiasikan bisa sejalan.

"KIta baru membahas, belum kita bernegosiasi. Jadi kita baru membahas elemen-elemen yang ada di dalam scoping paper," ujar Retno saat ditemui di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jumat (11/3).

Dalam acuan ini, pemerintah tengan mencocokan antara apa yang Uni Eropa minta dengan apa yang memungkinkan untuk bisa disepakati dan menguntungkan kedua belah pihak. Dalam pembicaraan ini juga, sejumlah kementrian masih berembug mengenai maslah posisi yang akan ditawarkan Indonesia kepada Uni Eropa. Penawaran itulah yang saat ini masih disusun dalam scoping paper.

Retno menuturkan, dalam scoping paper ini, pemerintah sudah jelas tidak akan memberikan peluang untuk negara lain untuk memanfaatkan Indonesia dalam hal kerjasama. Justru pemerintah Indonesia sedang mencari celah agar bisa mendapatkan banyak manfaat dalam kerjasama CEPA.

"Hasil dari teman-teman (Kementrian) itu nanti ditaruh di dalam scoping paper yang mudah-mudahan akan segera dibicarakan dengan uni-eropa untuk disepakati. Kalau sudah sepakat Scoping papernya seperti apa, kita akan berlanjut untuk menyepakati kapan harus bernegosiasi," kata Retno.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement