REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Liga Arab pada Jumat (11/3), secara resmi menetapkan kelompok Hizbullah sebagai organisasi teroris. Keputusan itu tidak bulat karena ditentang dua negara anggota Liga Arab yakni Lebanon dan Irak.
Keputusan keluar dalam pertemuan menteri luar negeri Liga Arab di markas mereka di Kairo.
Menurut kantor berita Mesir MENA keputusan ini diambil setelah mantan diplomat Mesir Ahmed Aboul-Gheit diangkat menjadi pemimpin baru Liga Arab.
Hampir semua 22 negara anggota Liga Arab mendukung keputusan itu, kecuali Lebanon dan Irak. Pernyataan dibacakan pada konferensi pers oleh diplomat Bahrain Wahid Mubarak Sayar.
"Resolusi Dewan Liga (dari para menteri luar negeri) termasuk penunjukkan Hizbullah sebagai kelompok teroris," kata pernyataan tersebut seperti dilansir Aljazirah.
Langkah Liga Arab menyatakan Hizbullah sebagai kelompok teroris datang tak lama setelah Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) mengadopsi sikap yang sama.
Hizbullah merupakan organisasi politik Syiah yang mendukung pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Menteri Luar Negeri Lebanon Gebran Bassil dalam pesan di Twitter-ya mengatakan, resolusi itu tak sejalan dengan perjanjian anti-teror Arab. "Hizbullah menikmati representasi luas di Lebanon dan merupakan komponen utama dalam negeri," ujarnya.
Sebelumnya pada hari itu, delegasi Saudi sempat menarik diri dari diskusi untuk memprotes penolakan Menteri Luar Negeri Irak Ibrahim al-Jaafari atas penetapan Hizbullah sebagai teroris.
Baca juga, Negara Teluk Masukkan Hizbullah ke Dalam Daftar Teroris.