REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Guru sekolah Palestina sepakat untuk mengakhiri aksi mogok selama sebulan pada Sabtu (12/3). Keputusan serikat guru Palestina diambil menyusul panggilan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, untuk kembali bekerja meskipun hanya beberapa tuntutan mereka yang terpenuhi.
Lebih dari 25.000 guru di Tepi Barat telah melakukan pemogokan terkait gaji dan tunjangan sejak 10 Februari 2016. Aksi mogok ini menyebabkan kekacauan sekolah, murid, dan orang tua.
Aksi mendorong Otoritas Palestina untuk menyebarkan polisi di jalan-jalan Ramallah. Kemudian Abbas menyerukan para pendidik Palestina untuk mengakhiri mogok.
"Dengan rasa sakit menekan hati kita, kita hanya bisa berterima kasih kepada Presiden Abbas. Dia datang dengan beberapa tawaran baru, meskipun belum memenuhi semua kebutuhan dan tuntutan kami," kata serikat guru Palestina dalam sebuah pernyataan.
Kantor berita resmi Palestina WAFA mengatakan, para guru akan menerima kembali gaji dalam empat angsuran pada September dan 10 persen kenaikan gaji dari 2017-2018.
Otoritas Palestina terjebak dalam utang dan pendudukan Israel yang menyebabkan tekanan konstan. Sehingga Palestina hanya memiliki sedikit uang yang tersedia untuk menaikkan penghasilan guru.