REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) meresmikan konsul kehormatan Indonesia di Ramallah, Palestina, Ahad (13/3).
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Arrmantha Nasir mengonfirmasi bahwa Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia Retno LP Marsudi akan mengangkat konsul kehormatan di Ramallah sekaligus meresmikan pembukaan kantor konsul kehormatan.
“Pelantikan konsul Kkehormatan Indonesia akan dilakukan hari ini,” katanya melalui pesan singkat yang diterima Republika.co.id, Ahad (13/3). Namun, pihaknya enggan memberikan keterangan lebih detail terkait proses pelantikan.
Presiden Joko Widodo saat Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengungkapkan, Pemerintah RI akan mengangkat Maha Abu-Shusheh sebagai konsul kehormatan RI di Ramallah.
Riwayat hidup singkat Maha Abu Shusheh, di antaranya pada 2006 dan 2007, ia masuk dalam Top 50 Majalah Forbes Arabia’s sebagai pebisnis wanita paling berpengaruh. Selain itu, Maha merupakan ketua Palestinian Business Women Forum.
Dia juga menjabat presiden pada Board of Directors of Riwaq yang membawahkan isu perlindungan architectural heritage. Maha Abu Shusheh juga menjadi Ketua Palestinian Shippers Councile, anggota Palestinian Trade Centerf. Ia juga menjadi anggota berbagai organisasi sosial di Palestina, termasuk dalam bidang musik dan kesehatan.
Kemenlu juga menyebutkan alasan penunjukan konhor Indonesia. Pertama, sebagai bukti dukungan Indonesia terhadap Palestina. Kedua, representasi Indonesia di Ramallah. Ketiga, dorongan hubungan ekonomi dan sosial antara masyarakat Indonesia dan Palestina. Keempat, perlindungan warga negara Indonesia (WNI) pada pemilihan Kota Ramallah.
Ada pun jumlah WNI di Palestina per Februari 2016 sebanyak delapan orang. Sedangkan, jumlah wisatawan Indonesia ke Palestina kurang lebih 50.000 orang per tahun, termasuk peziarah Muslim dan Nasrani.
Berdasarkan data Kemenlu, hubungan bilateral Indonesia-Palestina pada 2015 sebesar 3,67 juta dolar AS, surplus Indonesia sebesar 3,34 juta dolar AS. Kemudian pada 2014, yaitu 1,02 juta dolar AS, surplus Indonesia sebesar 808 ribu dolar AS.