REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Prof Komaruddin Hidayat, mengatakan untuk melakukan boikot barang tidak semudah yang dibayangkan. Karena wujud dari kerja sama usaha telah sampai ke berbagai negara.
"Karena yang namanya teknologi berkaitan dengan negara lain dan tidak bisa sendiri-sendiri," kata dia, Ahad (13/3).
Komaruddin mencontohkan jika membeli pesawat itu hasil dari kerja sama dengan berbagai negara. Jadi dicari mana yang paling mudah untuk diboikot, meskipun tidak akan dapat semuanya.
Dia menuturkan yang harus diboikot, harus diidentifikasi terlebih dahulu. Namun kuncinya bagaimana lobi menggalang opini publik untuk menekan Israel. "Tapi kita lihat dulu yang di belakang itukan Amerika," kata dia.
Untuk memboikot Israel, ungkap Komaruddin, harus melobi Amerika Serikat (AS) juga. Menurutnya, 32 hasil resolusi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa (LB) Organisasi Kerjasama Islam (OKI) ke-5 perlu disampaikan ke negara adidaya tersebut.
"Untuk kedepannya harus ada kejelasan yang diboikot produk apa," kata dia.