REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konsulat Kehormatan Republik Indonesia yang akan diresmikan pada Ahad (13/3) dapat dikatakan diplomasi simbolik. Meskipun, konsulat yang akan dilatik tersebut bukan berasal dari warga negara indonesia.
"Itu simbolik sangat penting, jadi orang Indonesia yang jauh-jauh berani menembus tempat tersebut," kata pengamat politik Islam, Prof Komaruddin Hidayat, Ahad (13/3).
Komaruddin menuturkan citra Indonesia di mata dunia akan menjadi baik kedepannya. Karena saat negara Timur Tengah lainnya disibukan dengan permasalahan mereka, seperti perang saudara, Indonesia tampil menjadi negara yang mencoba membangun konsulat.
"Di mana saat orang Timur Tengah lainnya sedang sibuk berantem satu sama lain," terang dia.
Konsul Kehormatan, Maha Abu Susheh, ditunjuk Presiden Jokowi dalam pidato pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa (LB) Organisasi Kerjasama Islam (OKI) pada Senin (7/3) lalu. Komarrudin menyatakan sangat mengapresiasi upaya pemerintah Indonesia mendirikan Konsulat Kehormatan di Ramallah.