Senin 14 Mar 2016 13:01 WIB

Indonesia-Yordania Cari Peluang Tingkatkan Hubungan Bilateral

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ani Nursalikah
Pangeran Kerajaan Yordania El Hassan Bin Talal (kiri) tiba di lokasi KTT Luar Biasa ke-5 OKI di JCC, Jakarta, Senin (7/3).
Foto: Antara/Panca Syurkani
Pangeran Kerajaan Yordania El Hassan Bin Talal (kiri) tiba di lokasi KTT Luar Biasa ke-5 OKI di JCC, Jakarta, Senin (7/3).

REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Pemerintah Indonesia melalui Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia Retno LP Marsudi dan pemerintah Yordania bertemu di Amman, Yordania untuk mencari peluang tingkatkan hubungan bilateral.

“Hubungan Indonesia-Yordania sangat baik dan terbuka banyak peluang untuk dikembangkan dalam berbagai bidang,” ujar Retno dalam pertemuannya dengan Deputi Perdana Menteri/Menlu Yordania Nasser Judeh di Amman, Yordania, Ahad (13/3) seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id.

Kunjungan kerja ke Yordania adalah yang pertama bagi Menlu Retno dan merupakan bagian dari peningkatan kerja sama Indonesia dengan negara-negara di kawasan Timur Tengah. Dalam pertemuan tersebut, kedua Menlu membahas upaya untuk tingkatkan kerja sama bilateral khususnya di bidang ekonomi dan people-to-people to contact.

Di bidang ekonomi, kedua menteri sependapat banyak peluang yang belum dikembangkan oleh kedua negara. Untuk itu, Retno tegaskan pentingnya mengambil langkah untuk mendorong diversifikasi produk perdagangan dan investasi yang dilakukan selama ini.

"Yordania dapat memanfaatkan hasil produk-produk industri strategis Indonesia yang sangat baik dan peluang investasi yang terbuka di Indonesia untuk terus tingkatkan hubungan ekonomi kedua negara,” katanya.

Selama ini Yordania merupakan salah satu sumber utama mineral Indonesia, terutama fosfat yang digunakan untuk membuat pupuk. Dalam upaya mencari peluang baru dan tingkatkan kerja sama ekonomi, Indonesia juga berencana menunjuk Konsul Kehormatan di Al-Aqaba, Yordania. Selain itu, untuk identifikasi peluang kerja sama baru di berbagai bidang kedua Menlu sependapat perlunya untuk memperkuat mekanisme Joint Commission Meeting (JCM) Indonesia-Yordania.

Pada pertemuan tersebut, kedua  juga membahas lebih dalam hasil pertemuan konferensi tingkat tinggi (KTT) luar biasa organisasi kerjasama Islam (OKI) di Jakarta yang baru saja dilaksanakan. Dalam kesempatan pertemuan Menlu juga menyampaikan terima kasih atas kontribusi dan kerja sama Yordania dalam upaya mendorong pengakuan kemerdekaan Palestina.

“Indonesia menghargai upaya dan peran Pemerintah Yordania dalam mendukung perjuangan bersama negara-negara Islam untuk kemerdekaan Palestina,” kata Retno.

Raja Yordania, King Abdullah II adalah pengampu situ-situs suci di Yerusalem termasuk Masjid Al-Aqsa. Kedua Menlu sepakat untuk bekerja sama untuk mengarustamakan hasil hasil KTT luar biasa OKI di Jakarta ke dalam hasil KTT OKI di Istanbul 14-15 April 2016 yang akan datang.

Pertemuan bilateral kedua Menlu menghasilkan dua MoU, yaitu mengenai bebas visa untuk paspor diplomatik dan servis, serta nota kesepahaman (MoU) mengenai kerja sama pendidikan diplomatik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement