REPUBLIKA.CO.ID, Ribuan orang dilaporkan tewas dan banyak lainnya terluka dalam serangan gas beracun di kota Halabja, utara Irak pada 16 Maret 1988. Menurut para ahli, bahan kimia kemungkinan dijatuhkan oleh pesawat, termasuk gas mustard, sarin, tabun dan VX serta sianida.
BBC News melaporkan, serangan di Halabja yang berada 241 kilometer dari Baghdad kala itu merupakan yang terbaru dalam perang Irak-Iran. Serangan terjadi setelah dua hari serangan mortir konvensional, artileri dan roket dekat pegunungan di dekat Halabja.
Saksi mata yang menyaksikan mengatakan, awan asap yang mengepul ke atas berwarna putih, hitam kemudian kuning. Asap membumbung 150 kaki di udara. Sebagian besar korban luka yang dibawa ke rumah sakit mengalami paparan gas mustard. Mereka yang lolos dari kematian mengalami masalah pernapasan atau visual.
Menurut laporan, sekitar 75 persen korban merupakan anak-anak dan perempuan. Beberapa warga yang bertahan hidup menutupi wajah mereka dengan kain basah.
Selanjutnya: Kunjungan Pertama Josip Broz Tito ke London
Advertisement