REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Kelompok militan Front al-Nusra mengumumkan akan memperbarui serangan terhadap Pemerintah Suriah. Front al-Nusra juga mengklaim pasukan Rusia telah kalah menyusul sikap Moskow yang memerintahkan penarikan kekuatannya dari negara itu.
"Jelas Rusia telah mengalami kekalahan, dan dalam 48 jam ke depan Nusra akan melancarkan serangan di Suriah," ujar komandan Al-Nusra kepada AFP, Selasa (15/3) seperti dikutip dari laman Middle East Eye.
Komandan yang tidak disebutkan namanya itu mengatakan, Rusia menarik diri untuk satu alasan, saat mereka mendukung pemerintah Suriah, namun pemerintah tidak mampu menguasai wilayah yang diambil alih.
"Tentara (Suriah) mengecewakan Rusia. Ini adalah tentara pengecut," katanya.
Rusia, katanya, tidak berkorban lebih banyak untuk sebuah rezim yang pada dasarnya rapuh. Nusra merupakan oposisi sisi Suriah yang masuk daftar hitam negara Barat maupun Rusia. Mereka juga tidak masuk dalam daftar kelompok yang diajak berdialog.
Kendati begitu, kelompok ini tetap bertekad untuk menggulingkan pemerintah presiden Suriah Bashar al-Assad.
Ada desas-desus kebencian rakyat terhadap kelompok tersebut. Pada Ahad (13/3), bentrokan pecah di kota Maarat al-Numan, setelah Nusra menutup demonstrasi terhadap kelompok warga sipil di sana dan mengusir Tentara Pembebasan Suriah dari kota.
Pada Senin (14/3), pemrotes turun ke jalan dan dilaporkan menggeledah markas Nusra.
Baca juga, Rusia Tarik Sebagian Besar Pasukan dari Suriah.