REPUBLIKA.CO.ID, SAADNAYEL, LEBANON -- Utusan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Angelina Jolie mendesak kekuatan-kekuatan dunia untuk berbuat lebih guna mengakhiri perang di Suriah yang telah berlangsung lima tahun. Ia juga mendesak upaya bantuan untuk jutaan orang yang menyelamatkan diri dari konflik itu.
Jolie menyampaikan desakan tersebut ketika ia mengunjungi para pengungsi di Lembah Bekaa, Lebanon, Selasa (15/3).
Perang itu telah membunuh 250.000 orang, membuat setengah populasi Suriah menjadi pengungsi dan menciptakan krisis pengungsi terburuk di Eropa sejak Perang Dunia Kedua. Pembicaraan-pembicaraan mengenai solusi politik sedang berjalan di Jenewa, tetapi harapan-harapan akan tercapai kemajuan masih menjadi tanda tanya.
Sementara para politisi belum mencapai pemecahan atas persoalan itu, mengatasi krisis kemanusiaan yang terus berkembang bukan suatu alternatif yang tetap hidup, kata Jolie.
"Kita tidak dapat mengurus dunia melalui bantuan menggantikan solusi diplomasi dan diplomatik," kata dia di satu kamp berlumpur di Saadnayel, sekitar 15 km dari perbatasan Suriah.
"Kami membutuhkan pemerintah-pemerintah di seluruh dunia untuk menunjukkan kepemimpinan: untuk menganalisis situasi dan memahami secara tepat apa yang negara mereka dapat lakukan, berapa banyak pengungsi yang mereka dapat tolong dan bagaimana."
Menyinggung arus pengungsi yang besar ke negara-negara tetangga Suriah, yang menampung jutaan pengungsi, utusan PBB itu mengatakan bahwa masalah tersebut tidak "menimbulkan situasi puluhan ribu pengungsi di Eropa".
Turki, Yordania dan Lebanon menampung sebagian besar dari 4,8 juta pengungsi akibat konflik itu. Satu juta yang terdaftar sebagai pengungsi di Lebanon merupakan seperempat dari populasi negara itu.
"Tekanan paling besar masih dirasakan di Timur Tengah dan Afrika Utara," kata Jolie.