REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Perdana Menteri Cina Li Keqiang mengatakan hubungan antara Cina dengan Amerika Serikat akan terus berkembang tanpa melihat siapa pun yang akan memenangi pemilihan umum presiden November mendatang, Rabu (16/3).
Pemerintah Cina semakin menahan diri dari memberikan komentar terkait kampanye pemilihan umum Amerika Serikat mengatakan hal tersebut merupakan permasalahan internal warga Amerika sendiri, meskipun adanya serangan terhadap Cina dari kandidat presiden partai Republik, Donald Trump.
Trump telah sering menuduh Cina mencuri pekerjaan dan menggambarkan dirinya sendiri sebagai seorang negosiator yang kuat dan yang akan mengalahkan Beijing dalam permainannya sendiri. Calon presiden lain yang berasal dari partai Demokrat, Hillary Clinton juga ikut terlibat dalam kritik terhadap Cina.
Clinton mengatakan pada awal bulan ini saat perekonomian Cina melambat, negara itu akan terlibat dalam sejumlah praktik berbahaya dalam perdagangan global. Li, berbicara dalam sebuah konferensi pers setelah pertemuan parlemen tahunan Cina, mengatakan pemilihan umum Amerika Serikat menjadi kegiatan yang heboh dan mendapatkan perhatian banyak orang.
"Saya yakin siapa pun yang pada akhirnya akan menang dan menjabat sebagai presiden, keadaan pokok terkait hubungan antara China dengan Amerika Serikat tidak akan berubah," ujar Li.
Li mengatakan dia tetap mengharapkan kerja sama di masa yang akan datang. "Sehubungan dengan sejumlah negara di luar wilayah, seperti Amerika Serikat, dapat dikatakan mereka tidak pernah meninggalkan Asia Pasifik. Kami dapat bekerja sama dengan mereka di wilayah Asia Pasifik, dan mengatur perbedaan kami dengan baik," ujarnya.
Baca juga: Gedung Putih Khawatir Trump Rusak Reputasi AS