Rabu 16 Mar 2016 16:18 WIB

Kisah Dramatis Penyelamatan TKI dari Ibu Kota ISIS

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
Penduduk berlarian mencari perlindungan di Provinsi Raqqa, timur Suriah
Foto: Reuters
Penduduk berlarian mencari perlindungan di Provinsi Raqqa, timur Suriah

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Kedutaan Besar Republika Indonesia (KBRI) di Damaskus berhasil mengevakuasi seorang TKI bernama Sri Rahayu BT Masdin Nur asal Sumbawa, Nusa Tenggara Barat dari wilayah kekuasaan ISIS di Raqqa. TKI berhasil diamankan ke shelter KBRI Damaskus.

Menurut siaran pers yang diterima Republika.co.id, KBRI Damaskus selalu mencari cara agar bisa mengevakuasi Sri Rahayu dari Raqqa sejak menerima informasi tentang keberadaan Sri Rahayu pada Juni 2015. Pemerintah Suriah telah kehilangan kontrol terhadap wilayah tersebut sejak lama. Akses dari dan ke Raqqa ditutup dan dijaga ketat oleh ISIS.

Melalui pengacara retainer KBRI Damaskus di Aleppo, Muhammad Akra, KBRI Damaskus menekan terus-menerus agen tenaga kerja yang mengirim Sri Rahayu ke Raqqa agar bertanggung jawab. Agen tenaga kerja tersebut selalu beralasan mustahil mengeluarkan Sri Rahayu dari Raqqa.

Sejak konflik di Suriah meletus, Raqqa merupakan medan pertempuran paling parah sekaligus medan perang paling berat antara Tentara Pemerintah Suriah, pemberontak Tentara Pembebasan Suriah, dan ISIS. Sejak akhir 2013, ISIS berhasil merebut Kota Raqqa dari Tentara Pembebasan Suriah dan menjadikannya sebagai ibu kota ISIS.

Setelah menyusun rencana bersama, dipilihlah seorang pegawai agen tenaga kerja yang mengenal wilayah medan pegunungan Aleppo-Raqqa untuk menjemput Sri Rahayu. Setelah mencermati waktu yang tepat dan rencana matang disusun, Sri Rahayu dievakuasi melalui perjalanan darat Raqqa-Aleppo dari gunung ke gunung secara diam-diam siang dan malam selama enam hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement