Rabu 16 Mar 2016 16:35 WIB

Kesaksian Sri Rahayu Soal Kekejaman ISIS di Raqqa

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
This image posted by the Raqqa Media Center, a Syrian opposition group, shows a fighter from the Islamic State group inspecting a military truck in Raqqa, Syria, Thursday, Aug. 7, 2014.
Foto: AP/Raqqa Media Center
This image posted by the Raqqa Media Center, a Syrian opposition group, shows a fighter from the Islamic State group inspecting a military truck in Raqqa, Syria, Thursday, Aug. 7, 2014.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tenaga kerja Indonesia yang terperangkap di wilayah jajahan ISIS, Raqqa, Suriah, Sri Rahayu, akan segera pulang ke Indonesia. Kisahnya di Suriah menjadi salah satu babak tersulit dalam hidupnya.

Seperti dikutip dari rilis KBRI Damaskus yang diterima Republika.co.id, Sri didatangkan ke Suriah pada 2 Februari 2011 atas upaya agen tenaga kerja PT Binhasan Maju Sejahtera (Indonesia) dan Sana (Suriah). Ia tadinya bekerja di Aleppo.

Meskipun telah habis masa kontrak kerjanya di Aleppo selama 2,5 tahun, Sri Rahayu bukannya dipulangkan, melainkan malah dijual kembali oleh agen Sana ke majikan baru bernama Abdul Azim al-Ujaeli di Raqqa.

(Baca: Kisah Dramatis Penyelamatan TKI dari Ibu Kota ISIS)

Agen Sana selalu berbohong kepada Sri Rahayu bahwa Kedutaan Indonesia di Suriah tutup dan tidak ada penerbangan ke Indonesia. Saat itu, Kota Raqqa masih dikuasai oleh pemberontak Tentara Pembebasan Suriah (FSA). Tiga bulan setelahnya atau pada akhir 2013, tentara ISIS memasuki Kota Raqqa dan mengklaimnya sebagai ibu kota.

Selama 2,2 tahun bekerja di Raqqa, Sri Rahayu digaji dengan baik oleh majikan Abdul Azim al-Ujaeli yang dulu berprofesi sebagai insinyur. Sri Rahayu bertugas merawat majikannya yang sudah tua dan tinggal seorang diri. Sementara, anak-anak majikannya sudah keluar dari Raqqa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement