REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Polisi telah menangkap lima tersangka penggantungan dua Muslim penggembala sapi di India. Insiden ini menyebabkan protes kekerasan di negara bagian timur Jarkhand yang dilakukan warga Hindu.
India merupakan eksportir terbesar daging sapi di dunia dan konsumen terbesar kelima. Tapi pembunuhan sapi dilarang di beberapa daerah termasuk di negara bagian Jharkhand. Sebab, di wilahan tersebut banyak orang Hindu yang menganggap sapi sebagai hewan suci.
Hindustan Times melaporkan, jasad dua pedagang sapi yang ditemukan tergantung pada pohon di distrik Latehar Jharkhand, Jumat (18/3) memicu kekerasan yang melukai enam polisi.
Mazlum Ansari (32 tahun) dan putra pedagang sapi lain Imteyaz Khan (13 tahun) adalah warga Balumath. Bentrokan antara Hindu dan Muslim terkait konsumsi daging sapi terjadi tiga bulan lalu.
"Polisi telah menangkap lima orang dan mencari orang lain yang terlibat dalam insiden itu," ujar kepala polisi Latehar, Anoop Birtharay.
Ia mengatakan, sejauh ini belum menemukan afiliasi para pelaku dengan kelompok radikal Hindu. "Kami masih memeriksa," tambahnya.
Oposisi menuduh Partai Perdana Menteri India Narendra Modi Bharaiya Janata Party (BJP) berusaha menimbulkan ketegangan agama untuk polarisasi pemilih. Pemilu majelis negara yang merupakan bagian penting di lima negara akan terjadi dalam dua bulan ke depan.
"Insiden ini sangat disayangkan. Pemerintah kami akan mengambil tindakan tegas terhadap para pelaku," kata sekretaris unit Jarkhand BJP Ashok Kumar.
Serangan terhadap pedagang sapi yang biasanya merupakan minoritas Muslim telah dilaporkan dari berbagai bagian India baru-baru ini. September lalu, seorang pria di desa Dadri Uttar Pradesh digantung karena diduga memakan daging sapi. Muslim membentuk 14 persen dari penduduk India.