REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Wakil Presiden AS Joe Biden pada Ahad (20/3) menyerukan Pemerintah Israel menunjukkan komitmennya pada solusi dua negara demi mengakhiri konflik dengan Palestina. Ia juga mengatakan, perluasan permukiman melemahkan prospek perdamaian.
"Proses perluasan permukiman yang terus-menerus dan sistematis dari Pemerintah Israel, mengesahkan pos-pos, merebut tanah, dalam pandangan saya, menggerogoti prospek solusi dua negara," ujar Biden dalam sebuah pidato untuk kelompok American Israel Public Affairs Committee (AIPAC).
Biden mengatakan, ia tak setuju dengan pemerintah Presiden Benjamin Netanyahu yang menyatakan perluasan permukiman tak akan mengganggu upaya penyelesaian konflik. Ia tak percaya perluasan dapat diakomodasi. Menurut Biden, justru sebaliknya, perluasan mengarah pada solusi satu negara yang menurutnya berbahaya.
"Tak ada keinginan politik pada saat ini antara Israel dan Palestina untuk bergerak maju dengan negosiasi serius. Dan, itu sangat mengecewakan," ujarnya.
Israel mengatakan bermaksud mempertahankan sejumlah blok permukiman dalam perjanjian pada masa mendatang dengan Palestina. Sementara, Palestina yang berusaha mendirikan sebuah negara mengatakan, perluasan permukiman akan menghambat mereka sebagai sebuah negara yang layak.
Palestina menyatakan, aktivitas perluasan permukiman Israel sebagai salah satu faktor di balik rusaknya solusi damai yang ditengahi AS pada 2014. Gelombang kekerasan selama lima bulan telah meredupkan harapan negosiasi bisa dihidupkan kembali dalam waktu dekat.
Biden juga menyebut, tindakan Palestina di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melemahkan Israel. Menurutnya, perubahan di wilayah itu, termasuk upaya persatuan melawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), bisa membantu mencairkan hubungan antara Israel dan tetangganya.
Baca juga: Sejarah Hari Ini: Penjara 'Iblis Amerika' Alcatraz Ditutup