Rabu 23 Mar 2016 02:45 WIB

Kotak Hitam FlyDubai tak Bisa Segera Dibaca, Ada Apa?

Rep: RR Laeny Sulistyawati/ Red: Bilal Ramadhan
FlyDubai
Foto: it.wikipedia.org
FlyDubai

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Tim penyelidik Rusia mengatakan, mereka tidak dapat langsung membaca data dari rekaman penerbangan pesawat maskapai FlyDubai yang jatuh di Bandara Rostov, Sabtu (19/3) kemarin.

Wakil ketua komite penerbangan antarnegara Rusia Sergei Zaiko yang menginvestigasi kecelakaan ini mengatakan kepada televisi Rusia, bahwa kotak hitam yang ditemukan telah rusak dan para ahli tidak dapat segera dibaca.

Namun, kata dia, penyelidik dan pakar telah mengkopinya dari perekam data dan belum melakukannya pada perekam suara. "Setelah selesai, para ahli akan melihat apakah mereka dapat mengambil data,’’ katanya seperti dikutip dari laman Al Arabiya, Selasa (22/3).

Sebelumnya, penyelidikan kotak hitam pesawat FlyDubai yang jatuh di Rostov-on-Don, dimulai. Sejumlah pakar dari Komisi Penerbangan Antarwilayah Rusia (IAC) dan negara-negara lain mulai memeriksa kotak hitam tersebut.

Seperti dikutip dari laman CNN, sejumlah pakar dari IAC, dibantu negara lain seperti Uni Emirat Arab dan Prancis mulai memeriksa kotak hitam pesawat nahas tersebut. Kotak hitam pesawat yang berwarna oranye terdiri dari Cockpit Voice Recorder (CVR) dan Flight Data Recorder (FDR).

Salah satu bagian kotak hitam ditemukan dalam kondisi rusak cukup parah. Tim pakar mulai membuka kotak hitam tersebut untuk mengekstrak data dan mengunduh rekaman penerbangan yang ada di dalamnya.

Dikutip dari Sputnik, tim penyelidik juga dibantu Badan Keamanan Transportasi Nasional Amerika Serikat (AS), bersama dengan penasehat teknis dari Administrasi Penerbangan Federal (FAA), dan Boeing. Namun, media pemerintah Rusia melaporkan angin yang kencang dan buruknya jarak pandang menjadi penyebab jatuhnya pesawat itu.

Namun, otoritas setempat mengesampingkan terorisme sebagai sebagai penyebab kecelakaan. Komite Investigasi Rusia mengatakan, ada tiga penyebab kemungkinannya yaitu persoalan teknis, cuaca buruk, dan kesalahan manusia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement