REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Council on American-Islamic Relations atau Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) mengutuk pernyataan Cruz dan memintanya menarik kembali ucapannya dan meminta maaf atas usulan kebijakan yang inkonstitusional. Juru bicara CAIR Ibrahim Hooper mengatakan, mentalitas jenis ini seperti kembali pada masa-masa gelap tahun 1930-an.
"Ini inkonstitusional. Ini bukan Amerika dan tak layak bagi seseorang yang akan menunju posisi tertinggi bangsa kami," kata Hooper kepada Aljazirah.
(Baca juga: Trump Sebut Muslim tidak Membantu Cegah Serangan Brussels)
Pascaserangan di Belgia, kandidat Presiden AS dari Partai Republik Ted Cruz mengusulkan pengawasan polisi di lingkungan Muslim di Amerika Serikat. Patroli menurut Cruz diperlukan untuk menghentikan radikalisasi Muslim.
Calon presiden AS dan senator Texas tersebut mengatakan, sudah saatnya bagi penegak hukum melakukan patroli dan mengamankan lingkungan Muslim. Usulan Cruz tersebut disampaikannya menanggapi serangkaian serangan mematikan di Belgia.
Cruz mengatakan dalam sebuah pernyataan Selasa (22/3), pemerintah harus menerapkan kebijakan sebelum lingkungan Muslim menjadi radikal. "Kita perlu segera menghentikan arus pengungsi dari negara-negara dengan kehadiran Alqaidah atau Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang signifikan," kata Cruz.
Dalam pernyataan terpisah di Facebooknya, Cruz mengatakan Islam radikal sedang berperang dengan semua orang. Ia juga mengatakan ISIS telah menyatakan jihad di Eropa dan AS, mereka telah menyatakan niat membunuh sebanyak mungkin orang tak berdosa.
Seruan Cruz mengundang respon cepat dari Ketua Partai Demokrat Debbie Wasserman Schultz yang menyebut Cruz aib. "Komentarnya hari ini lebih buruk daripada berpolitik oportunistik dan tak pantas dari tragedi mengerikan di Brussels, ini kebencian memalukan yang hanya berfungsi untuk memicu kemarahan dan membuat dunia makin tak aman," ujar Schultz.
Serangkaian serangan bom menghantam ibu kota Belgia, Brussels. Serangan tersebut menewaskan lebih dari 30 orang dan melukai sekitar 200 lainnya. Kelompok militan ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan ledakan di bandara Brussels dan stasiun kereta bawah tanah.