Rabu 23 Mar 2016 14:57 WIB

Finlandia dan Rusia Tutup Perbatasan Bagi Pengungsi

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
Pencari suaka asal Suriah.
Foto: reuters
Pencari suaka asal Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Finlandia dan Rusia sepakat mengetatkan peraturan di perbatasan menyusul peningkatan jumlah pencari suaka yang mencoba masuk Uni Eropa melalui negara Nordik, Selasa (22/3). Hanya warga Finlandia, Rusia dan Belarusia dan keluarga mereka yang diizinkan untuk menyeberang perbatasan.

"Tujuan larangan ini untuk mencegah imigrasi ilegal yang terorganisir," kata Kantor Presiden Finlandia dalam pernyataan. Mereka akan diizinkan melewati titik masuk Salla dan Raja-Jooseppi hanya dalam 180 hari kedepan.

Bagi pengungsi dan migran pencari suaka di Uni Eropa, perbatasan Arktik sejauh 833 mil ini adalah alternatif perlintasan karena cuacanya yang hangat dan jalur selatan yang lebih ketat. Sekitar 1.000 pencari suaka masuk Finlandia dari Rusia dalam dua bulan terakhir.

Jumlah ini meningkat tajam mengingat jumlah pada sepanjang 2015 hanya 700 orang. Peraturan baru ini menjadi salah satu upaya pengendalian. Kesepakatan ini diumumkan sehari setelah serangan teror di Brussels yang diklaim oleh ISIS.

Sementara, pada Selasa, Badan pengungsian PBB memprotes kesepakatan antara Uni Eropa dan Turki yang ingin memotong aliran pencari suaka ke Yunani. UNHCR mengatakan perjanjian ini membuat Yunani jadi pusat penahanan baru bagi pengungsi.

"UNHCR tidak ikut serta dalam kesepakatan Turki-Uni Eropa, kami juga tidak akan terlibat dalam pemulangan atau penahanan," katanya.

Di bawah kesepakatan yang mulai berlaku Ahad, migran yang tiba di Yunani dari Turki akan dikembalikan ke Turki jika mereka tidak memenuhi syarat suaka.

 

Baca juga: Warga Australia Desak Impor Boneka Seksual Anak Dilarang

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement