Rabu 23 Mar 2016 15:06 WIB

Warga Timor Leste Tuntut Australia Negosiasikan Batas Maritim

Para pengunjuk rasa ingin batas maritim permanen antara Australia dengan Timor Leste.
Foto: aap
Para pengunjuk rasa ingin batas maritim permanen antara Australia dengan Timor Leste.

REPUBLIKA.CO.ID, DILI -- Lebih dari 10.000 orang menggelar unjuk rasa di luar Kedutaan Besar Australia di Dili, menyerukan Australia untuk menegosiasikan batas laut permanen di Laut Timor.

Penyelenggara unjuk rasa mengatakan, hubungan baik antara masyarakat Timor Leste dan Australia telah dilukai oleh kebijakan Canberra menduduki secara ilegal wilayah laut Timor Leste dan mengambil sumber daya dari negara kecil ini.

Dalam sebuah pernyataan, mereka mengklaim Timor Leste telah kehilangan 6,6 miliar dolar (atau setara Rp 66 triliun) dalam pendapatan minyak dan gas yang jatuh ke Australia di bawah pengaturan sementara atas pembagian sumber daya di antara kedua negara.

Awal pekan ini, mantan Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao mengatakan rakyat Timor Leste harus berdiri teguh melawan Australia dan bergerak bersama-sama untuk menuntut Canberra agar melakukan negosiasi soal batas-batas maritim dengan Dili, menurut hukum internasional.

Unjuk rasa pada Selasa (22/3) ini menarik perhatian kelompok masyarakat sipil, mahasiswa dan veteran kemerdekaan Timor Leste. Unjuk rasa ini diselenggarakan untuk menandai keputusan Australia yang menarik diri dari yurisdiksi batas maritim yakni Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS).

Timor Leste percaya jika batas maritim diputuskan di bawah UNCLOS, sebagian besar cadangan minyak dan gas di Laut Timor akan berada di dalam wilayah mereka.

Perdana Menteri Timor Leste Rui Araujo menulis kepada Perdana Menteri Malcolm Turnbull pekan ini, meminta untuk membicarakan batas laut permanen di Laut Timor. Timor Leste mengatakan, PM Turnbull menawarkan untuk mengadakan pembicaraan bilateral tetapi menolak permintaan untuk mengadakan diskusi khusus tentang isu batas maritim.

Sebaliknya, oposisi Australia telah mengumumkan jika pihaknya terpilih, mereka akan membuka kembali pembicaraan dengan Timor Leste tentang perbatasan maritim dan akan tunduk pada arbitrase internasional jika pembicaraan gagal.

Para pengunjuk rasa diperkirakan berkumpul di luar Kedutaan Besar Australia di Dili lagi pada Rabu (23/3) dan kelompok di Australia yang mendukung posisi Timor Leste berencana unjuk rasa di beberapa kota di Australia pekan ini.

Dalam sebuah pernyataan, Departemen Luar Negeri dan Perdagangan mengatakan, semua warga Australia yang terdaftar di Kedutaan Dili telah diberitahu tentang protes ini. Kedutaan dilaporkan akan tetap buka namun dengan pengurangan staf.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/2016-03-22/warga-timor-leste-tuntut-australia-negosiasikan-batas-maritim/1561720
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement