REPUBLIKA.CO.ID, DENVER -- Bandara Internasional Denver dibuka kembali Rabu malam (23/3) setelah badai salju menyebabkan penutupan pertama bandara itu akibat cuaca buruk dalam satu dasawarsa terakhir.
Badai salju yang melanda Denver pada Rabu pagi, menyebabkan dibatalkannya sekitar 1.350 penerbangan. Badai sempat memutus aliran listrik dan membuat para penumpang terperangkap. Badai itu juga memberikan dampak di wilayah itu saat pesawat menunggu izin untuk mendarat di Denver.
"Terdapat salju yang berhembus di sana, salju basah di jalanan, kondisi membeku, jarak pandang rendah, jadi kami berusaha melawan seluruh hal tersebut," ujar juru bicara bandara Denver, Heath Montgomery.
Montgomery mengatakan kejadian itu menandai pertama kalinya bandara tersebut terpaksa tutup karena cuaca buruk sejak 2006 , saat Denver diselimuti salju setebal beberapa meter. Bandara mengatakan mereka berencana akan membuka kembali dan melanjutkan penerbangan pada pukul 19.00 waktu setempat (08.00 WIB).
Penutupan tersebut terjadi satu hari setelah sebuah bungkusan mencurigakan ditemukan di terminal utama bandara, yang memicu evakuasi di tengah meningkatnya pengamanan karena adanya insiden bom bunuh diri di Brussels. Sebuah jalan utama yang mengarah ke bandara tidak dapat dilewati selama beberapa jam, menyebabkan para penumpang terperangkap di dalam terminal.
Terjadinya pemadaman listrik sekitar pukul 05.20 waktu setempat, mematikan sejumlah sistem bandara sekitar satu jam. Salju yang berhembus dengan kencang memicu ditutupnya jalan tol antarnegara bagian 70 di bagian timur Denver yang mengarah ke Kansas, Departemen Transportasi Colorado mengatakan.
Baca juga: Sejarah Hari Ini: Sang 'Ratu Perawan' Meninggal Dunia