REPUBLIKA.CO.ID, VATIKAN – Pemimpin gereja Katolik Paus Fransiskus dalam pidato paskahnya mengecam mereka yang gagal untuk membantu para migran.
Paus menyampaikan pesan nya "Urbi et Orbi" (Untuk kota dan dunia) di tengah keamanan yang ketat di St Petrus, Ahad (27/3). Paus mengatakan, migran sering menemui penolakan dari orang-orang yang seharusnya bisa menawarkan sambutan dan bantuan.
Paus mengatakan, pesan Paskah dari Kristus yang bangkit mengajak umat Katolik untuk tidak melupakan orang-orang laki-laki dan perempuan yang mencari masa depan yang lebih baik, termasuk migran dan pengungsi melarikan diri dari perang, kelaparan, kemiskinan, dan ketidakadilan.
‘’Terlalu sering, saudara dan saudari kita di sepanjang jalan menemui kematian ini atau penolakan oleh orang-orang yang bisa menawarkan mereka sambutan dan bantuan,’’ ujarnya dalam pidatonya seperti dikutip dari laman BBC, Ahad (27/3).
Puluhan ribu migran, terutama yang melarikan diri konflik di Suriah dan Irak, sekarang terdampar di Yunani, setelah negara-negara Eropa dan Turki menyetujui rencana untuk menutup rute mereka ke Eropa sebelah utara. Pada pidato itu, Paus Francis juga mengucapkan doa untuk Suriah.
‘’Kristus yang bangkit menunjukkan jalur dari harapan untuk Suriah tercinta, sebuah negara yang dilanda oleh konflik panjang dengan kematian, penghinaan terhadap hukum kemanusiaan dan terpecahnya kerukunan sipil,’’ ujarnya.
Paus juga mendesak orang-orang untuk menggunakan "senjata cinta" untuk memerangi kejahatan terorisme. Dia berbicara tentang serangan baru-baru di Belgia, Turki, Nigeria, Chad, Kamerun, Pantai Gading, dan Irak.
"Semoga kebangkitan Yesus menarik kita lebih dekat pada pesta Paskah ini untuk para korban terorisme yang merupakan bentuk kekerasan brutal yang terus menumpahkan darah di berbagai belahan dunia," katanya.
Serangan teror terbaru di Brussels pada Selasa (22/3) membuat 28 orang tewas. Mantan raja dan ratu Belgia, Albert II dan Paola, menghadiri Misa pada Ahad dan bertemu Paus.